Ridwan Kamil Paparkan Empat Dimensi Prioritas Dewan Pendidikan Jawa Barat
BANDUNG.SJN COM,- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengukuhkan Pengurus Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Barat Masa Jabatan 2019- 2024 di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (17/7/2019).
Emil –demikian Ridwan Kamil disapa–berharap sembilan anggota Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Barat dapat meningkatkan pengawasan pada dunia pendidikan, dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.
Selain itu, Emil juga menginstruksikan supaya Dewan Pendidikan segera menjalin kerja sama dengan masyarakat, pemerintah, dan DPRD berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan bermutu.
“Kemudian, menampung serta menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan masyarakat,” ucap Emil.
“Dewan Pendidikan ini secara Undang- Undang tupoksi-nya memberikan masukan, nasehat, kritisi, mulai dari level Pemerintah Tingkat II, ke Pemerintah Provinsi, dan memberi masukan ke Menteri juga. Jadi, tidak dibatasi hanya urusan SMA/SMK saja,” lanjutnya.
Emil mengatakan bahwa dalam pelaksanaan pengawasan pendidikan di Jawa Barat, Dewan Pendidikan tidak hanya fokus terkait pendidikan formal saja, tetapi juga harus fokus pada empat dimensi utama yang menjadi modal penting generasi muda guna mewujudkan peradaban yang unggul.
Dimensi pertama terkait Intelligence Quotient (IQ). Peserta didik harus dipastikan menerima transfer ilmu pengetahuan dari proses pendidikan. Dimensi berikutnya adalah Emotional Quotient (EQ) atau akhlak yang baik. Artinya, peserta didik menerima pembentukan karakter yang unggul.
Kemudian, Spiritual Quotient (SQ) yang dapat menjadi bekal peserta didik untuk menunjang kehidupan yang beradab. Dimensi terakhir adalah Physical Quotient (PQ). Fisik peserta didik pun wajib mendapatkan atensi.
Empat dimensi tersebut, kata Emil, harus menjadi perhatian Dewan Pendidikan, supaya hadir generasi penerus yang unggul. “Itulah cetak biru manusia unggul Jawa Barat,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Emil menyatakan bahwa Dewan Pendidikan yang dikukuhkannya merupakan hasil seleksi. Dewan Pendidikan sendiri terdiri dari tokoh-tokoh pendidikan dengan latar belakang berbeda –pendidikan formal, non- formal, pendidikan paud, sampai perguruan tinggi.
“Secara kewilayahan, mereka ada yang dari Kuningan, Sukabumi, Bekasi, Bandung, jadi mewakili ke-Jawa Barat-an,” katanya.
“Tugas lima tahun kedepan saya titipkan agar indeks pendidikan di Jawa Barat meningkat, terus berinovasi, khususnya yang terdekat adalah mengevaluasi pendidikan SMK,” lanjutnya.
Menurut Emil, SMK masih jadi penyumbang pengangguran terbesar pada saat ini. Maka itu, sepanjang 2019 akan dilakukan evaluasi dan berbagai pencermatan. Nantinya, hasil evaluasi tersebut akan jadi acuan untuk 2020.
“Apakah ada yang sebagian dibubarkan, sebagian didisposisi, didirikan baru, SMK harus sesuai dengan arah ekonomi. Supaya keterserapannya terhadap dunia kerja makin tinggi,” ucapnya.
Selain itu, Emil juga meminta Dewan Pendidikan agar menjadi jembatan bagi anak-anak putus sekolah. Dia pun berencana membuat tim khusus guna menelusuri dan menjaring anak- anak putus sekolah agar bisa melanjutkan pendidikan.
Bahkan, dalam waktu dekat, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat akan memulai proses beasiswa untuk tingkat Universitas. Menurutnya, telah disediakan anggaran sekira Rp. 50miliar untuk warga Jawa Barat yang berkeinginan melanjutkan sekolah di level Perguruan Tinggi.
“Tentu tidak sederhana, karena pendidikan tanggung jawab semua pihak. Tugas Pemerintah adalah mencerdaskan kehidupan bangsa,” katanya.
Adapun sembilan anggota Dewan Pendidikan Jabar periode 2019-2024, yang dikukuhkan adalah Samsul Bachri, Amung Ma’mun, Hilmy Rivai, Teguh Wahyudi, Anna Anggraeni, Idris Apandi, Dudu Nurzaman, Rusi Rusmiyati Aliyyah, dan Iman Subasman.(hms)