Perempuan dan Kapabilitasnya dalam Menata Masa Depan Bangsa
TANGERANG.SJN COM,-Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise menegaskan seharusnya masa depan perempuan Indonesia tidak lagi hanya urusan domestik dalam rumah tangga. Hal tersebut diungkapkan dalam Seminar Yayasan Kreatif Mandiri Indonesia (Yamakindo) dan BEM Universitas Pelita Harapan yang mengangkat tema “Perempuan Dan Kapabilitasnya” pada Sabtu, (07/9). Menteri Yohana berharap akan lebih banyak lagi perempuan yang terlibat di berbagai sektor seperti kewirausahaan, pemerintahan, pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lainnya baik dalam lingkup nasional maupun global.
“Jika melihat data yang ada partisipasi perempuan masih menunjukkan angka yang lebih rendah dibanding laki-laki. Salah satunya terlihat dari rasio pekerjaan terhadap populasi (employment to population ratio) perempuan di bidang industri masih rendah dibanding laki-laki yakni pada angka 62.6% sedangkan pada laki-laki 77% di tahun 2016. Untuk itu, saya berpesan pada seluruh mahasiswi khususnya di UPH agar dapat memanfaatkan ilmu yang kalian dapat di bangku kuliah untuk membangun karir profesional, jangan malah kembali ke ranah domestik. Sebab jika angka partisipasi pekerja perempuan tinggi maka sejahteralah bangsa ini dan kesetaraan gender dapat terwujud,” ujar Menteri Yohana.
Sementara itu, Rektor Universitas Pelita Harapan, Jonathan L. Parapak mengatakan UPH sangat mendukung kesetaraan gender terlihat dari jumlah keseluruhan mahasiswa, Dekan, mahasiswi berprestasi, dan pengambil keputusan di Universitas ini mayoritas perempuan. “Kami percaya kalau perempuan mempunyai potensi yang sangat luar biasa. Tema seminar hari ini ialah bagaimana potensi dan kapasitas yang dimiliki oleh perempuan khususnya mahasiswi dapat diberdayakan melalui pendidikan yang baik. Maka dari itu, sudah seyogyanya kita memberikan kesempatan yang seluas-luasnya dan dukungan yang sunggu-sunggu pada perempuan untuk berkembang,” tambah Jonathan.
Saat ini Indonesia sudah memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang mengarahkan pada pembangunan ekonomi berbasis digital dan teknologi. Perempuan di era Revolusi Industri 4.0 memiliki peranan penting dalam pembangunan. Dari segi jumlah, hampir separuh penduduk Indonesia adalah perempuan, artinya kontribusi perempuan sangat berpengaruh terhadap produktivitas nasional. Dukungan pemerintah sangat diperlukan, terutama memastikan akses pendidikan bagi perempuan dan menyiapkan sarana/ prasarana yang dibutuhkan. Di samping itu, diperlukan juga peran perguruan tinggi dalam menggali potensi kaum perempuan agar menjadi lulusan yang kuat dan mampu menghadapi persaingan di Era Revolusi Industri 4.0.
Berbagai upaya telah di lakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) salah satunya melalui 3 (tiga) program prioritas Three End (Tiga Akhiri) yang meliputi; akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak; akhiri perdagangan perempuan; dan akhiri ketidakadilan akses ekonomi terhadap perempuan. Dalam mendukung kebijakan ini kami telah melakukan langkah-langkah koordinatif dengan Kementerian/Lembaga di pusat dan daerah, serta pembentukan Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak, melakuan advokasi dan sosialisasi serta pelatihan dalam mewujudkan kualitas pengetahuan dan ketrampilan perempuan guna meningkatkan partisipasinya dalam pembangunan ekonomi.
“Mahasiswi merupakan penerus generasi masa depan Indonesia yang nanti akan menggantikan posisi kami. Untuk itu, kalian jangan lelah untuk terus meningkatkan kapasitas dan potensi yang dimiliki agar dapat bersaing dengan laki-laki dalam membangun bangsa dan negara ini. Hal tersebut karena jika perempuan memiliki pendidikan yang baik dan berkualitas maka akan mampu mengelola putra putrinya yang merupakan aset bangsa dan investasi negara untuk masa depan Indonesia yang lebih maju lagi. Satu hal yang selalu saya yakini, jika kita selamatkan satu perempuan maka selamatlah bangsa ini dan menyelamatkan satu anak berarti menyelamatkan masa depan Indonesia,” tutup Menteri Yohana.