Survei Membuktikan, 85,3% Warga Kota Bandung Kenal Kang Pisman
BANDUNG.SJN COM,-Warga Kota Bandung telah mengenal Program Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dalam pengelolaan sampah, yaitu Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan). Bukan hanya mengenal, warga pun mulai dan telah menerapkan Kang Pisman dalam pengelolaan sampahnya.
Berdasarkan survei Ganesha Reka Konsultan pada Agustus 2019, sekitar 85,3% warga Kota Bandung mengenal Kang Pisman. Survei yang melibatkan 794 responden yang tersebar di seluruh wilayah Kota Bandung juga menujukkan, sekitar 55,03 persen warga Kota Bandung telah memisahkan sampah.
Hasil survei yang menggembirakan adalah, sekitar 55,7 persen responden telah mengurangi penggunaan plastik. Sedangkan 52,6 persen responden menyatakan akan memulai memisahkan sampah sesuai jenisnya.
Tak hanya itu, survei juga menunjukkan sekitar 48,3 persen responden menyatakan mulai membawa tempat makan dan minum sendiri.
Namun survei menunjukkan bahwa kesadaran untuk mengurangi kantong plastik saat berbelanja ternyata masih belum terlalu tinggi. Baru sekitar 44,3 persen warga yang menyadari pentingnya membawa tas sendiri saat berbelanja.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Kamalia Purbani mengungkapkan, program Kang Pisman memang bukan program instan. Program ini membutuhkan konsistensi agar bisa menjadi budaya baru di Kota Bandung.
Pemkot Bandung menggulirkan program Kang Pisman sebagai salah satu upaya menyelesaikan masalah sampah di Kota Bandung. Harapannya, Kota Bandung bisa mengurangi ketergantungan terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebagai solusi permasalahan sampah. Karenanya, DLHK Kota Bandung akan terus menyosialisasikan Kang Pisman dengan gencar.
Kang Pisman ternyata mulai menyadarkan warga Kota Bandung untuk menabung di bank sampah. Ada sekitar 20,5 persen responden yang konsisten telah menabung di bank sampah. Bahkan sekitar 12,4 responden menyatakan ikut terinspirasi oleh program Kang Pisman untuk menerapkan pola hidup “zero waste”.
“Alhamdulillah kini justu sudah banyak institusi, kelompok, perusahaan, ataupun masyarakat yang justru meminta sosialisasi Kang Pisman,” katanya.
Respon tersebut menjadi indikasi bahwa masyarakat Kota Bandung mulai menyadari manfaat Kang Pisman. “Ini menjadi salah satu alternatif solusi menangani persoalan sampah. Selain itu, interaksi langsung juga menjadi jalur utama dalam menyukseskan sosialisasi Kang Pisman bisa lebih dipahami masyarakat,” katanya.
Strategi lainnya, Kamalia mengungkapkan, DLHK akan berupaya mengoptimalkan konsep pentahelix, yakni menjalin sinergitas yang kuat antara pemerintah, pengusaha, akademis, komunitas dan media.
“Kita juga akan kolaborasi dengan dinas lain untuk membentuk kelompok kerja lintas dinas,” tuturnya.
Program Kang Pisman telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya, Koran Sindo yang menilai Kang Pisman merupakan budaya baru masyarakat kota yang dilahirkan Pemkot Bandung di bidang pengelolaan sampah.
Kang Pisman membuktikan, kepemimpinan Wali Kota Bandung, Oded M. Danial dan Wakil Wali Kota, Yana Mulyana telah mampu membuktikan dan menghasilkan beberapa terobosan baru yang inovatif bagi perkembangan dan kemajuan daerah.
Atas keberhasilan menjadikan Kang Pisman sebagai budaya masyarakat dalam pengelolaan sampah, Wali Kota Oded M. Danial mendapat penghargaan sebagai Kepala Daerah Inovatif (KDI) 2019. Penghargaan diserahkan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Keterpaduan Pembangunan Kementerian PUPR, Achmad Gani Ghazali Akman kepada Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna yang mewakili Wali Kota Bandung, Oded M. Danial pada Malam Penganugerahan Kepala Daerah Inovatif (KDI) 2019, di Kantor Gubernur Sumatera Barat, Kota Padang, Kamis (22/8/2019) malam