Plh.Gubernur Jabar : SDM Berkualitas Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
CIREBON.SJN COM,-Plh. Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum berpendapat, perguruan tinggi dapat mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan berkualitas. Sebab, kata dia, perguruan tinggi mampu menempa intelektualitas, kreativitas, dan kepercayaan diri mahasiswa.
Oleh karena itu, Uu menyatakan bahwa lulusan perguruan tinggi dipastikan mampu mengintegrasikan diri dengan perkembangan ataupun tuntutan zaman. Selain itu, lulusan perguruan tinggi pun harus memiliki kepedulian terhadap situasi masyarakat, bangsa, dan negara.
Demikian dikatakan Uu saat menghadiri Wisuda XX Program Sarjana dan Magister Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon di Aston Hotel, Kota Cirebon, Rabu (16/10/19).
“Kepada saudara -saudari yang hari ini diwisuda, tantangan ke depan telah menunggu. Hendaknya, tantangan itu tidak dijadikan suatu penghambat untuk lebih maju, namun jadikanlah sebagai suatu peluang untuk berkarya,” kata Uu.
Menurut Uu, SDM berkualitas jadi salah satu pilar untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Maka itu, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar saat ini tengah berupaya meningkatkan kualitas SDM. Salah satunya dengan menggagas Jabar Masagi.
“Untuk memaksimalkan ini, generasi muda harus mampu menguasai hard skill maupun soft skill di bidangnya masing-masing serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan politik, sosial, dan ekonomi,” katanya.
“Apalagi alumni IAIN, punya tanggung jawab lebih. Harapan kami para wisudawan juga mampu mengimplementasikan nilai-nilai islam dalam bingkai berbangsa dan bernegara,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Uu juga mengajak perguruan tinggi untuk berkolaborasi dan berkontribusi dalam mewujudkan visi Jabar Juara Lahir Batin. “Kami ingin pembangunan di Jawa Barat dapat mewujudkan pembangunan fisik dan tatanan masyarakat yang memiliki akar budaya serta agama yang kuat,” ucapnya.
Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon Sumanta meminta para wisudawan untuk terus mengembangkan kapabilitas. Apalagi, tuntutan di era industri 4.0 tergolong dinamis dan sulit diprediksi. “Mudah-mudahan kita bisa menapaki, menggapai kejayaan Indonesia,” katanya.
“Karena itu akses pendidikan harus kita buka lebar untuk masyarakat bukan hanya menengah ke atas, tapi juga menengah ke bawah,” imbuhnya.
Sumanta mengatakan, akses pendidikan bagi semua masyarakat merupakan salah satu wejangan Sunan Gunung Djati, yakni ‘insun titip tajug lan fakir miskin’ atau ‘Saya titip tajug (sejenis mushalla atau langgar yang dipergunakan pula sebagai tempat aktivitas mengaji) dan fakir miskin.’
Menurut Sumanta, wejangan tersebut tidak semata-mata soal menjaga mushalla, tetapi juga bagaimana menyejahterakan lembaga pendidikan, seperti madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi.
“Demikian pula yang dikehendaki dari istilah fakir miskin, bukan sekadar para pengemis yang meminta-minta, melainkan terutama adalah para santri dan pelajar, mahasiswa yang benar-benar sedang menimba ilmu dan memerlukan bantuan demi kelangsungan studinya,” katanya.
Maka itu, Sumanta mengaku pihaknya sudah membuat perencanaan dengan detail terkait anggaran guna memperbanyak beasiswa. Tujuannya agara semua lapisan masyarakat dapat mengakses pendidikan di IAIN Cirebon. (hms/die)