THE NEW NORMAL: Komitmen = komat kamit temen?
BANDUNG.SJN COM.-Mengubah kebiasaan hidup bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan komitmen kuat untuk melaksanakannya. Komitmen dalam arti sesungguhnya, bukan hanya sekadar komat-kamit temen.
Rencana penerapan new normal sesungguhnya juga menimbulkan pro-kontra. Hal itu menyisakan banyak PR. Semua warga masyarakat diharapkan ikut atau taat pada “kehidupan berkebiasaan baru”.
Kita terpaksa menyesuaikan diri dengan gaya hidup baru berprotokol kesehatan.
Kalau mencuci tangan mah, bukan hal aneh. Sejak kecil kita sudah ditanamkan kebiasaan itu. Bedanya, dalam era the new normal kebiasaan itu frekwensinya menjadi lebih banyak. Ada sesuatu yang agak baru, yakni “social distancing” yang kemudian dipadankan dengan “jaga jarak”.
Meskipun pada awalnya masyarakat menolak menjaga jarak, sekarang tidak lagi. Masalahnya orang Indonesia pada umumnya inklusif, sedangkan jaga jarak berkonotasi eksklusif.
Selain itu, kita juga diharapkan selalu bermasker. Padahal, itu masih terasa janggal karena selain wajah tak tampak secara utuh, suara pun menjadi kurang jelas ketika bicara.
Masalahnya ada lagi, yakni soal kerumunan. Lha kalau di terminal, stasiun, bandara, atau pelabuhan? Pengendalian situasi itu menjadi tugas tambahan buat para petugas di masing-masing lokasi.
Memang Covid-19 penularannya sangat cepat, sehingga mau tidak mau dan suka tidak suka, kita harus antisipasi. Maka, tidak aneh jika ada yang menjulukinya virus kerumunan.
Namun, tak elok juga rasanya kalau ada prjabat negara yang mengibaratkan virus yang barasal dari Wuhan-Cina itu sebagai istri. Paradigma berpikir seperti itu harus diperbaiki. Istri jika digauli, sehat kita. Lha virus dijadikan istri, nonggeng sia!
Ada yang harus diwaspadai. Ketika penerapan protokol kesehatan, bukan tidak mungkin masih terjadi pelanggaran di sana-sini. Dampaknya bisa jadi akan melahirkan “the sevond wave of Covid-19”.
Siapkah kita? Oleh karena itu, jangan jadikan komitmen = komat kamit temen.
(Daddy Rohanady
Anggota DPRD Provinsi Jabar
Dapil Kabupaten/Kota Cirebon dan Kabupatem Indramayu)