Ekonomi Jabar Triwulan III 2020 Tumbuh 3,37 Persen terhadap Triwulan II 2020
BANDUNG.SJN COM.-Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja yang juga Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar mengatakan, ekonomi Jabar triwulan III-2020 terhadap triwulan sebelumnya meningkat sebesar 3,37 persen (q-to-q).
Secara tahunan (y-on-y), ekonomi Jabar pada triwulan III-2020 mengalami kontraksi pertumbuhan yaitu minus 4,08 persen.
“Mudah-mudahan nanti di triwulan keempat Jabar bisa terus meningkatkan lagi (pertumbuhan ekonominya),” kata Setiawan saat konferensi pers usai memimpin rapat koordinasi di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (9/11/20).
Adapun berdasarkan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jabar, implementasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) sejak Juli 2020 mendorong dibukanya kembali kegiatan usaha yang berdampak pada perbaikan kinerja lapangan usaha di Jabar, seperti sektor industri pengolahan, perdagangan, transportasi, dan penyediaan akomodasi.
Sejalan dengan hal tersebut, pendapatan masyarakat pulih secara perlahan sehingga dapat mendorong konsumsi rumah tangga. Di sisi lain, masih berlanjutnya realisasi investasi pada triwulan IlI-2020 mendorong pertumbuhan ekonomi Jabar.
“Dan saat ini sedang dilakukan beberapa skenario untuk meningkatkan perekonomian Jabar, tapi di sisi lain tetap untuk penanganan kesehatan menjadi yang utama,” tambah Setiawan.
Beberapa skenario yang dimaksud antara lain meningkatkan iklim aktivitas ekonomi yang aman di wilayah industri Jabar serta memanfaatkan secara maksimal dana pinjaman daerah khususnya untuk
infrastruktur yang bersifat padat karya.
Jabar Terus Berupaya Tingkatkan Testing
Selain memaparkan perkembangan ekonomi di Jabar, Setiawan juga melaporkan perkembangan penanganan COVID-19 di Jabar. Dari data periode 2-8 November 2020, terdapat tiga daerah Zona Merah (Risiko Tinggi) di Jabar.
“Zona Risiko Tinggi minggu ini di Jawa Barat ada tiga kabupaten/kota, yaitu Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang,” ucap Setiawan.
Untuk Zona Oranye (Risiko Sedang) ada 17 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Bogor, Sukabumi, Bandung, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Subang, Purwakarta, Bandung Barat, Pangandaran, serta Kota Bogor, Bandung, Cirebon, Depok, dan Cimahi.
Sementara untuk Zona Kuning (Risiko Rendah) ada tujuh kabupaten/kota yaitu Kabupaten Cianjur, Garut, Sumedang, Indramayu, serta Kota Sukabumi, Tasikmalaya, dan Banjar.
“Tentu saja perlu upaya bersama untuk bisa menekan (level kewaspadaan). Namun Jabar pun bisa meningkatkan dari Risiko Sedang menjadi Risiko Rendah cukup banyak. Semoga kami bisa terus meningkatkan cakupan dari Risiko Rendah ini,” kata Setiawan.
Dalam rapat mingguan ini, Setiawan juga menyampaikan enam kategori KPI (Key Performance Indicators) alias rapor yang diberikan kepada Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 masing-masing daerah di Jabar, yakni test, trace, treatment, prevention, governance, dan results.
Untuk kategori test, daerah terbaik antara lain Kota Bekasi, Kota Cirebon, dan Kota Bogor. Dasar perhitungan dari variabel kategori ini di antaranya 1.000 tes metode Polymerase Chain Reaction (PCR) per 1 juta penduduk per minggu dan 80 persen fasilitas pelayanan kesehatan mampu melakukan pengambilan spesimen swab test.
Selain itu, Setiawan berujar, tingkat kesembuhan (case recovery rate) di Jabar naik dalam dua pekan terakhir. Merujuk data Dinas Kesehatan Jabar, tingkat kesembuhan Jabar per 8 November 2020 adalah 73,0 persen. Sementara tingkat kematian (case fatality rate) Jabar per 8 November 2020 adalah 1,90 persen.
“Kami saat ini tengah melakukan konfirmasi terhadap data-data (tingkat kesembuhan tiap daerah). Jadi apakah data ini sudah semuanya, karena kami yakin sebetulnya tingkat kesembuhan di Jawa Barat ini seharusnya lebih dari data yang saat ini kami dapatkan,” ucap Setiawan.
Untuk Angka Reproduksi Efektif (Rt) per 6 November 2020, Setiawan mengatakan Jabar berada di angka 1,25 dengan rata-rata periode 24 Oktober hingga 6 November 2020 adalah 0,88.
Terkait swab test metode PCR di Jabar, telah dilakukan 564.007 tes berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar (Pikobar) per Senin (9/11) pukul 14:00 WIB.
Setiawan menegaskan, Jabar juga terus berupaya meningkatkan kapasitas testing metode PCR setiap minggunya. “Sehingga kami bisa memastikan bahwa Jabar ini risikonya seperti apa,” ujarnya.(red)