Ancaman Krisis Depan Mata, GSPI Gencarkan Gerakan Solusi Pangan
MALANG.SJN COM.-Belum meredanya pandemi global yang disebabkan coronavirus desease (Covid-19) membuat pemerintah di seluruh dunia masih terus berupaya mencari solusi terbaik.
Pandemi Covid-19, seperti kita ketahui, tidak hanya memporak-porandakan tatanan sosial dan politik, tapi juga terus memicu terjadinya krisis ekonomi di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia.
Merespons situasi genting ini kerja sama terus diciptakan di antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama keluar dari kubangan mematikan ini.
Teranyar, sebuah lembaga non profit yang bergerak di bidang sosial-ekonomi yakni lembaga Gerakan Solusi Pangan Indonesia (GSPI) berupaya menawarkan sejumlah solusi di tengah krisis pangan yang melanda Indonesia.
Ketua GSPI Cakti Indra Gunawan yang juga Dekan Sekolah Pascasarjana Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, mengatakan GSPI memiliki tujuan untuk mempersiapkan kelangkaan pangan jika sewaktu-waktu sulit diatasi oleh pemerintah Indonesia.
Selain itu, kata dia, gerakan ini juga akan terus mendukung pemerintah di bidang ketahanan pangan dan persiapan bencana alam akibat kemarau panjang dan kondisi force majeure (kondisi di luar kendali).
Cakti menjelaskan, kondisi darurat pangan yang terjadi belakangan ini tak lain disebakan oleh adanya pandemi virus corona yang berdampak pada macetnya seluruh kegiatan produksi dan distribusi.
“Kalau kita membuka data-data yang ada, Covid-19 ini berhasil melumpuhkan seluruh sendi perekonomian masyarakat. Banyak para petani yang terpaksa berdiam diri di rumah, banyak pelaku usaha yang terpaksa gulung tikar. Di luar itu, banyak persoalan lain yang silang kelindan yang terus memperburuk situasi,” kata Cakti dalam acara Training Online Nasional bertajuk Pengenalan Energi di Masa Darurat Kelangkaan Pangan, Senin (28/12/2020).
Pada kesempatan sama, Alumnus University of England, Australia itu mengatakan GSPI selain terlibat aktif dalam mencarikan solusi di tengah kelangkaan pangan, juga terus memperkokoh kesiapan generasi muda Indonesia dalam menjunjung tinggi karya leluhur.
“Hal itu kami lakukan salah satunya lewat kegiatan Training Online ini. Dimana, tema yang kami pilih salah satunya berkaitan dengan pengenalan cara tradisional untuk pencucian batik tulis,” ucap Cakti.
Cakti mengaku banyak pihak yang memberikan dukungan terhadap gerakan yang saat ini ia bangun bersama rekan-rekannya.
“Kegiatan ini didukung oleh Sekolah Pascasarjana Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Karang Taruna dan Kelurahan Tunggulwulung Kota Malang, Kedai Batas Zaman, Malang Mbois, BEM unitri.dan YEPE Malang,” cetus pria yang sempat memperoleh penghargaan sebagai Penulis Terbaik se-Nasional itu.(rls/die)