Genjot Ekonomi Bangkit Melalui UMKM, Begini Strategi Pemkab Purwakarta
PURWAKARTA.SJN COM.-Wabah Covid-19 telah memukul hampir semua sektor kehidupan. Sebut saja di antaranya, mereka yang bergelut di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tak heran, selama masa pandemi Covid-19 ini mereka pun menjadi salah satu yang terdampak secara ekonomi.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika menyadari, jika perekonomian masyarakat di wilayahnya mengalami kelesuan paska mewabahnya virus tersebut. Terlebih, mereka yang bergelut di sektor UMKM. Oleh karena itu, pihaknya saat ini telah merancang strategi sebagai bagian dari upaya pemulihan kondisi ekonomi masyarakatnya.
Selain dalam bentuk promosi prodak UMKM yang dilakukan secara massif. Jajaran pemerintahannya juga selalu menyajikan produk UMKM lokal menjadi makanan atau cemilan tamu kedinasan. Baik secara internal saat rapat, maupun secara eksternal saat menerima tamu dari luar.
“Upaya lain dari kami dalam memasarkan produk-produk UMKM yaitu salah satunya bekerja sama dengan perusahaan minimarket serta galeri ataupun outlet oleh-oleh. Pelaku UMKM juga diarahkan untuk memanfaatkan aplikasi perdagangan elektronik (e-commerce) lokal bernama Toko Purwakarta (Topur),” kata Ambu Anne, Senin (18/01/2021).
Menurutnya, saat ini ada lebih dari 28 produk UMKM lokal yang telah dipasarkan di minimarket ataupun pusat oleh-oleh lainnya di Purwakarta. Diantaranya di outlet Galeri Menong. Tekad Pemerintah Kabupaten Purwakarta aka. terus mengenalkan produk-produk lokal agar dikenal secara global oleh masyarakat luas. Sehingga bisa memajukan perekonomian masyarakat Purwakarta.
“Fokus kami kedepan, itu lebih pada upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi. Khususnya mereka yang selama ini bergelut di sektor UMKM yang selama ini menjadi urat nadi perekonomian masyarakat,” ucapnya.
Ambu Anne menuturkan, sejauh ini pihaknya terus memberi support supaya mereka bisa kembali bangkit. Termasuk, memberikan stimulus modal usaha bagi mereka. Sejauh ini geliat UMKM di wilayahnya telah menunjukan trend yang sangat positif. Hal ini harus terus didorong, karena secara tidak langsung bisa turut membantu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
Anne menjelaskan, merujuk data dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan setempat, saat ini lebih kurang sudah ada 8.000 pelaku UMKM di wilayahnya. Para pelaku usaha ini, tersebar di hampir seluruh desa di 17 kecamatan yang ada. Mayoritas, UMKM ini begerak di sektor makanan dan minuman.
Dalam hal ini, kata Anne, tugas pemerintah sendiri, yakni membantu dalam hal pemasaran. Dia bersyukur, karena saat ini sebagian produk UMKM yang dihasilkan para pelaku usaha di wilayahnya sudah merambah galeri ataupun outlet oleh-oleh.
Anne juga berpesan kepada para pelaku UMKM, agar lebih memperhatikan produknya, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Karena menurutnya, ada tiga syarat utama yang harus diperhatikan untuk pengembangan produk UMKM ini. Yakni, soal kualitas produk, kuantitas produksi dan pengemasan. (Supriadi)