Penemuan Teori Baru di Bidang Ekonomi, Rencana Akan Launching di Malang.
MALANG.SJN COM.-Kabar gembira kini menghampiri publik tanah air. Pasalnya, di tengah kemelut negeri akibat merebaknya Covid-19 yang membuat tatanan ekonomi masyarakat terporak-poranda ternyata muncul sebuah penemuan baru di bidang pemulihan ekonomi yang dipercaya mampu mengurai permasalahan yang ada.
Penemuan di bidang rekayasa ekonomi tersebut tak lain ditemukannya Teori Manajemen Ekonomi Rakyat (MER) Berbasis Digital oleh Dosen sekaligus peneliti dari Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, Cakti Indra Gunawan, PhD.
Rencananya, hasil temuan itu akan di-launching di Malang, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2021.
Acara tersebut dipastikan akan diikuti oleh 300 orang atau peserta dari berbagai kalangan melalui webinar yang diselenggarakan oleh lembaga riset dan publikasi ilmiah International Research & Development for Human Beings (IRDH).
Penemu Teori MER, Cakti Indra Gunawan mengatakan, teori yang baru ditemukannya itu merupakan hasil dari studi mendalam atas karya-karya dan temuan para ekonom klasik salah satunya Adam Smith.
Menurut Alumnus University of New England (UNE) Australia itu, Adam Smith melalui karya klasik monumentalnya, The Wealth of Nation berhasil mengubah ekonomi dunia pada masanya.
Akan tetapi, gagasan itu belakangan mulai tidak relevan lagi seiring berkembangnya zaman maupun tatanan ekonomi dunia akhir-akhir ini. Ekonomi mutakhir, kata dia, berkembang sedemikian kompleks bahkan sulit untuk diurai jika hanya mengacu pada gagasan para ekonom klasik itu.
Sebagai contoh, kata Cakti, salah satu kelemahan yang terkandung dalam pemikiran Adam Smith yang juga dijuluki sebagai Bapak Ekonomi itu tak lain gagal diterapkan dalam situasi pandemi maupun bencana alam yang terjadi terus-menerus.
“Dengan kondisi pandemi dan bencana alam yang terus-menerus terjadi, teori-teori ekonomi sejak Yunani hingga teori ekonomi modern belum bisa menjawab tuntas pengelolaan atau manajemen ekonomi di sebuah negara,” ungkap Cakti.
Cakti yang juga Dekan Sekolah Pascasarjana Unitri itu menilai, dalam karya The Wealth of Nation, Adam Smith masih cenderung memfokuskan ekonomi pada produksi. Belum menyentuh pemenuhan kebutuhan rakyat secara agregat.
“Misalnya Smith menegaskan perlunya teori ekononi 2 sektor hingga 4 sektor yang melibatkan produsen, konsumen, pemerintah dan kerjasama luar negeri. Namun Smith belum mengkaji bagaimana jika terjadi bencana alam dan pandemi yang meluluh-lantakkan sistem ekonomi dunia saat ini,” urai Cakti.
Cakti meyakini dengan Teori MER, melalui rumus A1 (rakyat unum) A2 (kaum terpelajar dan pegawai, A3 (pemerintah, penguasa politik, tokoh agama, tokoh masyarakat), A4 (penguasa ekonomi atau pengusaha kaya raya), harus memberikan saluran terbuka dan transparan dalam gotong-royong semua unsur tersebut.
“Misalnya negara membangun sisten informasi aliran ekonomi semua warga negara di mana tiap unsur saling memberikan kontribusi: tenaga (A1); pemikiran dan tenaga (A2); kebijakan dan perlindungan hukum dan adat (A3); uang dan kesemlatan pemeratan bekerja (A4). Semua terdeteksi dalam alur bantuan ekonomi di sebuah negara. Jika ada yang melanggar maka terlihat jelas siapa pelaku yang kurang tenaga, uang, kebijakan,” ujarnya.
Dikatakan, dengan MER ini maka semua kebutuhan rakyat di saat pandemi, bencana alam bahkan perang, sudah dipersiapkan sejak dini dengan membangun lumbung atau kantong-kantong kebutuhan rakyat di tiap desa.
“Hal itu meliputi kebutuhan pangan, air, energi, kesehtan, kalori (ternak dan perikanan), pendidikan, pekerjaan, keagamaan, budaya, regenerasi kepemimpinan dan sistem administrasi sudah tersedia sejak awal. Sehingga rakyat tidak chaos, kelaparan, bingung cari obat, cri pekerjaan dll,” tukas Cakti.
Di samping itu, Cakti menjelaskan teori MER hanya dapat diimplementasikan dengan sistem ekonomi tranparan berbasis digital melalui website resmi: Sistem Pengendalian Aliran Ekonomi.
“Sehingga MER akan menjadi alat untuk membasmi keserkahan ekonomi dan politik yang selama ini menjadi penguasa sebuah negara yang hanya mementingkan kelompoknya tanpa memperdulikan nasib rakyat yang semakin menderita akibat ketidakpastian ekonomi akibat pandemi, bencana dan force majeure,” pungkasnya.
Terakhir, Cakti mengatakan kalau teori MER hasil temuannya itu juga akan ditawarkan ke pemangku kebijakan di berbagai negara unruk membantu mencarikan solusi krisis ekonomi dunia.(red)