HAUL BUNG KARNO KE-52, USULKAN SEJARAH AWAL PENGGALIAN PANCASILA DI ENDE, DILURUSKAN
Kediri.Swara Jabbar Com.-Haul Bung Karno Ke-52 Presiden Pertama RI di Persada Sukarmo Situs Ndalem Pojok Kediri berlangsung hikmat. Semalam usai doa-doa untuk arwah Bapak Bangsa dipanjatkan dilangsungkan dengan diskusi kebangsaan hingga dini hari. Hasil kajian bertema “Ternyata Pancasila Mulai Digali dari Kediri, bukan Ende” bisa diterima audens, malah ada yang meminta untuk bisa dibukukan.
“Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur semalam Haul Bung Karno berlangsung hikmat. Dan tidak ada yang menolak terkait pembahasan Pancasila digali Bung Karno sejak dari Kediri. Tampak semua mengamini,” aku Sikan Abdillah Ketua Panitia Haul. Selasa, 21 Juni 2022.
Awalnya panitia mengaku sempat kawatir disadari tidak mudah untuk merubah sebuah pemahaman yang sudah mapan.
“Apa mungkin hanya dengan satu pertemuan, semalam bisa merubah mind set. Kita sempat ketar-ketir sebab sebelumnya ramai di grub WA pro kontra soal tema itu,” ujar Lukito Sekretris Panitia yang juga mengaku sangat bersyukur dengan hasil diskusi semalam.
Sekitar dua jam Kushartono Ketua Harian Persada Sukarno selaku nara sumber memaparkan panjang lebar soal tema yang diangkat, akhir diskusi dapat disimpulkan ada tujuh alasan menjadi dasar bahwa penggalian awal Pancasila adalah dari Kediri bukan di Ende, Nusa Tenggara Timur.
“Ada lima alasan. Pertama tinjauan sejarah, kedua tempat sejarah, tiga silsilah, empat makna filosofi, lima ilmu botani, enam nama Pancasila, tujuh kesaksian keluarga. Ini tujuh landasan berfikir kami,” ujar Kus.
Pertama alasan fakta sejarah. Dipaparkan panjang lebar berdasarkan Pidato Soekarno tanggal 01 Juni 1945 jelas dikatakan Pancasila sudah mulai digali sejak tahun 1918 jauh sebelum Soekarno diasingkan di Ende. Singkatnya Ende bukan tempat penggalian awal. “Ini dipegang dulu sebagai pintu masuk,” jelas Kus.
Kemudian timbul pertanyaan pada tahun 1918 itu Soekarno ada dimana? Secara umum diketahui pada masa itu Soekarno indekos di Haji Cokroaminoto di Surabaya. “Kan jarang yang tahu bahwa pada waktu bersekolah di Surabaya itu saat liburan Soekarno muda sering pulang ke keluarga Ndalem Pojok di Kediri. Keterangan ini bisa dibaca di buku Trilogi Spiritualitas Soekarno karya Dian Sukarno” papar Kus.
Masih menurut Kus, dalam buku yang diberi pengantar oleh Guruh Soekarno ini juga diceritakan tentang kebiasaan Soekarno Muda merenung dibawah pohon kepuh yang berada dibelakang rumah Ndalem Pojok.
“Jadi berdasarkan dua alasan, pertama dokumen sejarah pidato Bung Karno 01 Juni 2022 yang mengisyaratkan soal waktu awal penggalian dan berdasarkan buku berjudul Trilogi Spiritualitas Soekarno yang menerangkan soal tempat, sudah cukup jelas dimana awal mula Soekarno menggali Pancasila,” terang Pria yang juga Ketua DPC PCTA Indonesia Kediri ini.
Nah, kemudian tinjauan silsilah lanjut Kus. Berdasarkan dokumen silsilah keluarga dari jalur nenek naik keatas Soekarno adalah keturunan Sunan Kalijogo. “Fakta pohon kepuh yang diceritakan dalam buku Trilogi Spiritualitas Soekarno posisinya pas berada dipinggir sungai aliran mata air lereng Kelud. Dan sekarang pohon itu dapat kita saksikan. Jadi menurut kami ini juga tambah memperkuat,” ujarnya.
Selanjutnya dari sisi makna filosofis pohon kepuh. Puh, dalam bahasa jawa berarti diperas, diproses, guna memperoleh sari pati. Sementara buah pohon kepuh namanya prono jiwo. Dalam bahasa Jawa prono jiwo artinya jiwanya jiwa. “Makna filosofi ini tambah memperkuat lagi, prono jiwonya, jiwanya jiwa bangsa Indonesia. Apa? Jiwanya jiwa bangsa Indonesia ya Pancasila,”tandas Kus.
Berikutnya tinjauan dari ilmu tumbuh-tumbuhan atau Botani. Dikatakan buah pohon kepuh yang bernama prono jiwo ini mengandung zat alami anti hayawan, biasanya buah ini dibuat untuk pelengkap jamasan pusaka. “Jadi secara ilmu botani kalau orang duduk berlama-lama dibawah pohon kepuh akan terasa nyaman karena tidak akan ada nyamuk atau ular yang mengganggu,” tambanya.
Terahir soal kesaksian keluarga, ini nampaknya yang menjadi penerang bagi semua alasan yang ada. Pasalnya kisah Soekarno muda mulai merenungkan Pancasila dibawah pohon kepuh di Kediri ternyata memang ada saksinya. “Mantan anggota DPR RI, maaf tidak perlu saya sebut namanya, dia mengaku pernah mendapat cerita soal Soekarno menggali Pancasila dibawah pohon kepuh itu,” tambahnya lagi.
Di akhir sesi diskusi moderator sempat menyampaikan pesan moral, tujuan dan alasan mengapa sejarah penggalian awal Pancasila di Ende ini perlu diluruskan.
“Maksud tujuan diskusi panjang ini bukan berhenti soal peristiwa sejarahnya, tapi memang ada pesan moral dan spirit yang ingin kita capai yakni agar kita lebih menghargai, mencintai dan menjaga Pancasila. Bahwa menggali filosofi dasar negara ini tidak mudah, perlu proses panjang. Bukan hanya perlu berfikir mendalam, perlu mensucikan hati tapi juga harus mendapat sinar Ilahi. Puncaknya supaya bangsa Indonesia ini menjadi bangsa yang bersyukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa. Maka cocok kalau tadi Bapak Ahmad Asyari dari Semarang usul supaya dijadikan buku,” ujar Sudiarto, S.Pd
“Ya benar. Sudah pasti Bung Karno dibawah Pohon Kepuh Mesu Budi Bermunajat kepada Alloh Taala merenung untuk Indonesia Merdeka dari berbagai aspek termasuk aspek dasar dan idiologi untuk Indonesia Merdeka kelak. Dibawah pohon Kepuh Sakral itulah Sinar Wahyu Ilahi mulai menyinari mengilhami Bung Karno untuk Jati Diri Bangsa Indonesia Pancasila,” pungkas Dr. Soenarto Mantan Rektor Universitas Bung Karno juga Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayan PCTA Indonesia berkomentar.*