Daddy Rohanady Pertanyakan Belum Beroperasinya TPPAS Lulut Nambo di Kabupaten Bogor
Bandung.Swara Jabbar Com.-Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo, merupakan proyek pengelolaan sampah perkotaan dengan pengembangan energi terbarukan, khususnya daur ulang sampah menjadi energi dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
PT Jabar Lestari (PT JBL) sebagai pelaksana proyek TPPAS tersebut, menggunakan teknologi MBT untuk mengkonversi sampah menjadi Refused Derived Fuel (RDF) dan kompos.
Namun TPPAS Lulut Nambo dengan Nilai Investasi Rp660 Miliar yang proses perencanaannya dimulai sejak 2010 lalu, hingga kini belum dapat beroperasi.
Padahal, TPPAS Regional Lulut Nambo sebagai pilot project di Jabar, seharusnya sudah beroperasi.
“Seharusnya sudah beroperasi, termasuk TPPAS Ciwaringin di Kabupaten Cirebon, Legok Nangka di Kabupaten Bandung dan TPPAS Regional di wilayah Bekasi, Karawang dan Purwakarta. Keempat TPPAS Regional tersebut sudah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). seharusnya saat ini sudah dapat dioperasikan,” kata anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat, Daddy Rohanady,.
Daddy Rohanady menyebut TPPAS Lulut Nambo sangat ditunggu oleh wilayah sekitarnya, yakni Kota dan Kabupaten Bogor, Kota Depok serta Kota Tangerang Selatan dalam pengelolaan sampah akhir.
Apalagi, setelah adanya kajian bahwa TPPAS Lulut Nambo direncanakan dapat mengolah sampah menjadi RDF sebagai bahan pengganti batu bara.
Salah satu produsen semen yang jaraknya tidak jauh dengan TPPAS Lulut Nambo, juga siap membeli RDF untuk bahan bakar produksi semen tersebut. Jika ini sudah dapat diselaraskan, TPPAS Lulut Nambo dapat menghasilkan RDF dan pasarnya sudah ada didepan mata.
“Dengan kata lain, seandainya ini sudah berjalan tentu banyak pihak yang merasakan manfaat dengan produk RDFnya yang bernilai ekonomi tinggi dan dalam jumlah besar,” katanya.
Pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan, berupaya agar TPPAS Lulut Nambo dapat segera dioperasikan.(AP)