Mengenal Kong Ayan atau Teh Yan
Bandung.Swara Jabbar Com.-
Oleh Jeremy Huang Wijaya
Ada pepatah Tiongkok berkata
音乐是生命的声音。表达灵魂的音乐。用音乐表达我们的灵魂并获得内心的满足
Yīnyuè shì shēngmìng de shēngyīn. Biǎodá línghún de yīnyuè. Yòng yīnyuè biǎodá wǒmen de línghún bìng huòdé nèixīn de mǎnzú artinya musik adalah alunan kehidupan. Musik ungkapan jiwa. Dengan Musik kita ekspresikan jiwa dan dapatkan kepuasan batin.
Dari jalur perdagangan keramik yang dilewati Laksmana Cheng Ho terjadi akulturasi budaya dan Kuliner yang dibawa oleh pedagang China.
Mereka juga membawa alat musik dalam perjalanan mereka untuk mengisi waktu kosong lowong seperti kecapi, suling dan erhu atau huqin. Dinamakan Huqin karena menurut mereka diperkenalkan oleh orang bar bar yang berasal dari Asia Tengah. Alat musik ini telah berusia 500 tahun sejak jaman dinasti Sung (960-1279 AD) yang kemudian berlanjut ke Zaman Dinasti Ming (1368-1644) dan Dinasti Qing (1644-1911). Dalam kurun waktu tersebut Huqin mengalami metafora berubah bentuk dan berkembang menjadi berbagai macam jenis termasuk erhu.
Dari Erhu ini kita mengalami perubahan bentuk jadi Kong ayan atau tehyan.
kong ayan atau teh yan ini masuk ke Nusantara ketika zaman kolonial Belanda sekitar abad ke 18 digunakan pada pesta nikah.
Phoa Kian Sioe dalam tulisan nya berjudul Orkest Gambang, hasil kesenian Peranakan Tionghoa di Batavia pada masa Kapitien Der Chinezen (kepala perkampungan China) Nie Hoe Kong tahun 1736-1640 itulah awal mulanya Kong ayan digunakan ketika ada peristiwa tragedi Geger Pecinan dimana dikenal peristiwa pembantaian kali angke atau kali angke dimana masyarakat Tionghoa banyak di bantai sekitar tahun 1740 alat musik Kong ayan atau tehyan menyebar ke seluruh pelosok jawa termasuk ke Cirebon yaitu Jamblang Kabupaten Cirebon ,kota Cirebon, Losari, Brebes dan tegal.
Kong ayan dan teh yan ini alat musik gesek yang terbuat dari kayu jati dengan resonansi yang terbuat dari batok kelapa dilengkapi senar alat musik tradisional etnis Tionghoa ini menghasilkan nada nada tinggi.
Di kelenteng Tiao Kak Sie (Dewi Welas Asih) tiap malam Imlek alat musik ini selalu dimainkan.
Itulah kisah Kong ayan atau teh yan