Regional

Pemimpin menurut Filsafat Tiongkok

Bandung.Swara Wanita Net.-

Oleh Jeremy Huang Wijaya

Pilkada akan terselenggara bulan Nopember 2024,, tinggal 4 bulan lagi. Bagaimana pendapat Filsafat Tiongkok China tentang seorang Pemimpin.

Kong Hu cu berkata Perlu pula disadari apabila Hukum tidak di terapkan secara tepat untuk menegakkan keadilan, rakyat akan merasa tiada tempat baginya untuk bernaung

Bagi yang mendapatkan kepercayaan untuk memangku Jabatan atau kedudukan, wajib untuk memelihara dan menjaga kepercayaan tersebut dengan kejujuran (Da Xue X;14).

Kejujuran itu bukan hanya ditujukan kepada sesama dalam mengemban kewajiban nya tetapi juga dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Sebaiknya apabila jabatan atau kedudukan nya untuk memperkaya diri sendiri apalagi berdampak dapat menyengsarakan masyarakat, perbuatan itu bukan saja tidak bermoral, tetapi juga merupakan pembangkangan terhadap amanat sang Khalik dan dirinya akan merasakan akibatnya. Ada seruan “orang bijak taat pajak” perlu pula disosialisasikan kembali “Pemimpin yang amanah, dan Cinta Kasih Kepada Rakyat harus Anti Korupsi”‘

Karena yang tidak berperi Cinta Kasih menggunakan jabatan untuk menumpuk harta. Dan apabila pihak atasan berpercinta kasih, pihak bawahan akan berpegang pada Kebenaran.Bagi yang berlandaskan kebenaran tidak akan melalaikan tugasnya, dan tidak akan terjadi harta yang ada di dalam gudang negara menjadi bukan milik negara.

Pan Geng (Raja ketujuh belas dari Dinasti Shang, 1401-1373 SM )berkata Bila kamu dapat menyingkirkan pikiran mementingkan diri sendiri, kamu akan mampu memberikan buah kebajikan itu bagi rakyat hingga kepada keluarga dan kawan-kawan mu”

Pemimpin harus dapat menaklukkan hati sendiri dengan nilai nilai luhur kebijakan yang mendorong seseorang tidak berani untuk melakukan perbuatan yang tidak bermoral, sehingga hatinya menjadi lurus. Pemimpin harus dapat menjadi teladan. Pemimpin itu obor dan pelitanya masyarakat.