Politik

Koalisi Santri Plus Bisa Jegal KIM di Pilgub Jabar

Bandung.Swara Jabbar Com-Koalisi Indonesia Maju atau KIM telah mendorong mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi untuk maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) 2024.

Sejumlah partai politik besar yang bergabung menjadikan KIM sebagai koalisi yang memiliki kekuatan politik yang cukup besar.

 

 

Direktur Eksekutif Trias politika Institute, Agung Baskoro mengatakan meski besar namun bukan berarti poros politik KIM tidak dapat dikalahkan.

Menurutnya, satu-satunya cara melawan KIM yaitu dengan membuat poros baru.

Salah satunya poros Koalisi Santri Plus yang bisa diisi oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

 

 

Meski begitu, Poros Santri plus bisa terlaksana andai para elit partai di luar KIM bisa menemukan kata sepakat demi kemenangan di Pilgub Jabar.

“Islam PKS ini kan Islam perkotaan, PKS butuh untuk memperluas ceruk pemilihnya Islam perdesaan, itu biasanya representasi oleh PPP dan PKB. Apalagi kalau sama PDI Perjuangan tuh, ngeri itu barang. Jadi Jabar memiliki potensi poros baru besar,” ucap Agung saat ditemui di Kota Bandung, Sabtu (10/8).

 

 

Agung menilai, potensi partai-partai Islam bersatu di Jawa Barat beserta tokoh-tokohnya sangat potensial.

Lebih lanjut, Agung menuturkan, sebagai pemenang kedua Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 di Jawa Barat, PKS bisa menjadi motor penggerak poros santri plus itu terbentuk.

Jika hal itu dapat terealisasi, lanjut Agung, poros santri plus diyakini dapat menjadi batu sandungan bagi Dedi Mulyadi dan KIM di Pilgub Jabar 2024.

 

 

“PKS punya posisi tawar, punya kursi yang besar setelah Gerindra. PKS punya tanggung jawab moril untuk menghadirkan menu baru, menu prasmanan demokrasi di Jawa Barat, agar lebih baik dari Jakarta. Karena PKS punya basis besar disini gitu, sayang kalau PKS tidak berpartisipasi,” kata Agung.

Soal tokoh politik, Agung menyebut, jika poros santri plus terbentuk, bukanlah hal sulit bagi PKS, PKB, PPP, dan PDI Perjuangan mencari figur untuk dicalonkan dalam Pilgub Jabar.

Pasalnya, keempat partai tersebut memiliki sejumlah tokoh politik yang mempunyai elektabilitas yang cukup baik.

PKS memiliki Haru Suandharu, PKB memiliki Acep Adang Ruhiyat, PPP memiliki Uu Ruzhanul Ulum dan Sandiaga Uno, dan PDI Perjuangan memiliki Ono Surono serta Susi Pudjiastuti sebagai calon alternatif.

 

 

“Ibu Susi misalkan diambil sama teman-teman PKS atau teman-teman tadi Koalisi Santri. Atau Sandiaga Uno apalagi itu, dahsyat itu, PPP kan, itu kalau dia disitu, rame pasti itu. Saya enggak kebayang kalau Sandi di sini, itu memang dahsyat jadi sentrumnya bukan lagi Jakarta, bisa ke Jawa Barat semua sorotan elit-elit nasional,” kata Agung.

“Pak Harunya punya mesin, Ibu Susinya punya elektabilitas. Nah kalau mesin dan figur ini bersatu, peluang untuk memenangkan Pilkada itu lebih besar,” pungkasnya.

Sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya sedang menyiapkan opsi baru menyikapi Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang bakal mengusung Dedi Mulyadi pada Pilkada Jawa Barat (Jabar) 2024.

Salah satunya opsi mengusung calon perempuan.

Dia tidak memungkiri PDI Perjuangan saat ini fokus menyelesaikan urusan pilkada level kabupaten atau kota di Jawa Barat seraya memikirkan opsi baru untuk kontestasi tingkat provinsi.

“Tentu saja selain fokus di tingkat kabupaten atau kota, kami juga mencari opsi-opsi baru untuk yang ada di Jawa Barat,” kata Hasto menjawab media setelah menghadiri Pelatihan Nasional Tim Pemenangan Pilkada 2024 gelombang IV di Hotel Seruni, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (9/8).

 

 

“Ya, ada seorang kader perempuan hebat, nanti akan diumumkan pada waktu yang tepat,” kata Hasto.

Sementara, Ketua DPW PKS Jawa Barat Haru Suandharu memastikan sudah melakukan komunikasi politik dengan berbagai partai.

Dia juga tidak menampik jika semua kemungkinan bisa terjadi termasuk koalisi partai Islam ini.

“Kalau komunikasi politik dengan beberapa parpol terus berjalan dan konstruktif. Saya kira kami masih terus berkomunikasi dan menjajaki semua kemungkinan,” pungkasnya. (*)