Megathrust dan Catatan Sejarah nya
Bandung.Swara Jabbar Com.-生活中我们必须时刻保持警惕和反省,因为我们不知道明天会发生什么
Shēnghuó zhōng wǒmen bìxū shíkè bǎochí jǐngtì hé fǎnxǐng, yīnwèi wǒmen bù zhīdào míngtiān huì fāshēng shénme artinya dalam kehidupan harus waspada dan mawas diri karena kita tidak tahu akan hari esok
Joyoboyo pernah memprediksi.
“Akeh ingkang gara-gara. Udan salah mangsa prapti. Akeh lindhu lan grahana. Dalajate salin-salit. Pepati tanpa aji. Anutug ing jaman sewu, Wolung atus ta iya Tanah Jawa pothar pathir, Ratu Kara Murka Kuthila pan sirna”.
Terjemahannya :
“Banyak kejadian dan peristiwa alam maupun dalam kehidupan masyarakat manusia yang luar biasa. Musim penghujan tidak teratur dan sering datang dengan curah hujan tinggi (kebanjiran) hingga tidak ada curah hujan sama sekali (kekeringan).
Ramalan Joyoboyo tersebut tengah terjadi saat ini. Mungkin akan banyak fenomena alam yang akan terjadi beberapa bulan kedepannya. Indonesia berdasarkan letak geografis nya berada di garis katulistiwa banyak terjadi perubahan iklim ekstrem, dan Indonesia juga berada di Cincin Api Pasifik, terletak di 3 lempeng tektonik.
“Indonesia merupakan negara kedua yang paling rawan terkena bencana alam. Indonesia juga sangat rentan terhadap tsunami,” demikian mengutip World Population Review, Jumat (9/8/2024″
Akhir akhir ini megathrust lagi banyak dibicarakan kembali sesudah gempa di Jepang 7,1 SR. “Meski para ahli mampu menghitung perkiraan Magnitudo maksimum gempa di zona megathrust, akan tetapi teknologi saat ini belum mampu memprediksi dengan tepat, apalagi memastikan kapan terjadinya gempa megathrust tersebut,”
“Yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi yang tepat, menyiapkan langkah-langkah kongkrit yang perlu segera dilakukan untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa. Sedia payung sebelum hujan itu lebih bijak sana sebelum terlambat basah kehujanan. Para pakar mengungkap megathrust menyimpan potensi gempa besar dan gelombang tsunami hingga puluhan meter”
Ada yang memprediksi megathrust ini memiliki potensi magnitude maksimum 8,7 SR Sumber gempa adanya di Zona subduksi merupakan tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia di dasar laut Samudera Hindia Selatan Kebumen.
Dalam Sejarah Gempa bumi Jawa 1780 terjadi pada 22 Januari, 1780 adalah peristiwa gempa bumi terbesar yang pernah melanda Pulau Jawa saat masa pendudukan Hindia Belanda. Magnitudo gempa diperkirakan mencapai sebesar 8.5 Mw sementara sumber lain mengatakan dengan kisaran 7.5 hingga 8.0 Mw dengan episentrum berpusat di wilayah Selat Sunda lepas pantai Samudra Hindia.”
Berdasarkan catatan sejarah Megathrust yang pernah terjadi di Indonesia.
“Tahun 1780 dengan kekuatan 8,5 magnitudo
Tahun 1859 dengan kekuatan 8,5 magnitudo
Tahun 1903 dengan kekuatan 7,9 magnitudo
Tahun 1921 dengan kekuatan 7,5 magnitudo
Tahun 1937 dengan kekuatan 7,2 magnitudo
Tahun 1943 dengan kekuatan 8,1 magnitudo
Tahun 1981 dengan kekuatan 7,0 magnitudo
Tahun 1994 dengan kekuatan 7,9 magnitudo
Tahun 2006 dengan kekuatan 7,8 magnitudo
Tahun 2009 dengan kekuatan 7,3 magnitudo”
berdasarkan catatan katalog gempa bumi dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG). Terdapat 11 kali kejadian tsunami yang diawali oleh gempa bumi dan daerah-daerah yang dilanda tsunami adalah sebagai berikut:
Tsunami Banyuwangi (1818)
Tsunami Bantul (1840)
Tsunami Tulungagung (1859)
Tsunami Kebumen (1904)
Tsunami Jember (1921)
Tsunami Pangandaran (1921)
Tsunami Banyuwangi (1925)
Tsunami Purworejo (1957)
Tsunami Banyuwangi (1994)
Tsunami Pangandaran (2006)
Tsunami Jawa Barat Selatan (2009).
Apa itu megathrust.? Zona megathrust istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa.
Dalam kehidupan harus selalu Eling lan Waspodo, sebelum terlambat
(Jeremy Huang Wijaya)