Nasional

Berbagai Komunitas di Kediri Gelar Upacara, Bedah Buku dan Syukuran Hari Berdirinya NKRI Ke-79

Kediri.Swara Jabbar Com.-Berbagai organisasi dan komunitas di Kabupaten menggelar upacara pengibaran bendera sang merah putih dalam ranga peringatan Hari Berdirinya NKRI, bedah buku “17 Agustus Negara Indonesia Belum Ada” dan syukuran hari berdirinya NKRI dengan selamatan, lati asih kepada veteran, santunan anak yatim, pagelaran tari dan pentas musik.

“Atas Berkat Rahmat Gusti Alloh, semua acara berjalan lancar, sukses, ini adalah kegiatan bersama dari berbagai komintas di Kediri,” aku Ki Budi Sejati Ketua Panitia.

Cukup banyak yang hadir selain tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, berbagai komunitas, guru-guru sejarah, mahasiswa dan pelajar.

“Tadi hadir juga, Wakil Bupati Kediri Mbak Dewi Mariya Ulfa, bersama Camat Wates dan Kepala Desa Pojok,”tambah Ki Budi.

Dalam sambutanya Wakil Bupati, yang kala itu hadir mewakili Bupati Kediri nampaknya cukup mengapresiasi kegiatan yang dilakukan dari berbagai komunitas dalam rangka mensyukuri Kemerdekaan bangsa dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

“ Pada tanggal 17 Agustus kemarin kita telah bersama-sama telah memperingati detik-detik Proklamasi Kemerdekaan dan pada hari ini kita memperingati berdirinya Negara Republik Indonesia,” ujar Dewi Mariya Ulfa yang langsung disambut tepuk tangan hadirin.

Tidak lama setelah memberikan sambutan, selamatan, kemudian foto bersama dan setelah itu Wabup melanjutkan perjalanan.

“Kami mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran Wakil Bupati Kediri pada tasyakkuran Hari Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia 18 Agustus, di Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno ini. Semoga bermanfaat,” aku Kushartono Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno Kediri.

“Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua yang telah memberikan doa dan dukungan hingga tasyakkuran Hari Kemerdekaan Bangsa dan Hari Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia berjalan lancar dan sukses. Khusunya rohaniawan, para tokoh lintas agama, para sepuh, pinesepuh, para senior dan semua saja yang terlibat. Kami mohon maaf dan terima kasih,” pungkas Kushartono.*