Sejarah Kerajaan Jawa Dari Tarumanegara- Sejarah Kerajaan Panjalu Kediri
Bandung.Swara Jabbar Com.-Ada pepatah Tiongkok berkata 不要忘记过去的历史,从过去的历史中学会安排你未来的生活
Bùyào wàngjì guòqù de lìshǐ, cóng guòqù de lìshǐ zhōng xuéhuì ānpái nǐ wèilái de shēnghuó artinya jangan lupakan sejarah masa lalu, dari sejarah masa lalu belajar menata kehidupan masa depan
Raja Jawa lagi jadi trending pembicaraan di berbagai sosial media dan media dari pernyataan Bahlil yang di sampaikan dalam Munas ke 11 Golkar di JCC Senayan Jakarta Rabu 21 Agustus 2024.
Berdasarkan Sejarah Kerajaan tertua di Jawa Yaitu Kerajaan Tarumanegara, kemudian Kerajaan Kalingga.
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan bercorak Hindu tertua di Pulau Jawa yang berkuasa sekitar tahun 358 sampai abad ke-7 Masehi. Terdapat tujuh bukti prasasti yang berhubungan dengan kerajaan Tarumanagara ditemukan di daerah Jawa Barat, Jakarta dan Banten. Prasasti tersebut di antaranya adalah prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi I, Jambu, Pasir Awi, dan Muara Cianten di dekat Bogor; prasasti Tugu di Jakarta Utara; dan prasasti Cidanghiang di Pandeglang, Banten. Bukti tertua peninggalan Arkeologi dari Kerajaan ini adalah Prasasti Ciaruteun berupa batu peringatan dari abad ke 5 Masehi yang di tandai dengan bentuk kaki Raja Purnawarman.
Dalam Literasi Catatan Tiongkok China ada 2 Kerajaan di Jawa yang menjalin hubungan dagang dengan China yaitu Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Kalingga.
Lokasi Berdiri nya Kerajaan Kalingga di Wilayah Kalingga Pekalongan Jawa Tengah. Masa kejayaan Kerajaan Kalingga yang terkenal yaitu Ratu Shima pada abad ke 6, Ratu Shima selain cantik, Ratu Shima terkenal cerdas dan bijaksana dalam memimpin Kerajaan Kalingga hingga terkenal di dunia perdagangan se Asia hingga terjadi hubungan dagang dengan Kerajaan di Tiongkok China.
Pada abad ke 6 Kerajaan Kalingga sudah memiliki sistem pemerintahan yang teroganisir dengan baik. Para Raja yang berkuasa dapat dukungan dari para bangsawan dan elite Kerajaan. Dari Prasasti Prasasti dari kerajaan Kalingga yang ditemukan memberikan gambaran tentang struktur pemerintahan dan hukum yang diterapkan pada masa itu.
Kerajaan Di Jawa yang terkenal lainnya yaitu Kerajaan Medang, sering di sebut Kerajaan Mataram Kuno berdiri di Jawa Tengah tahun 732 abad ke 8 Masehi, didirikan oleh Sanjaya. Kemudian Kerajaan ini dipimpin oleh Wangsa Syailendra dan Wangsa Isyana.
Berikut ini Raja Raja yang berkuasa di kerajaan Medang atau disebut juga Mataram Kuno.
“• 732
Sanjaya
• 746
Rakai Panangkaran
• 784
Rakai Panaraban
• 803
Rakai Warak
• 827
Dyah Gula
• 829
Rakai Garung
• 847
Rakai Pikatan
• 929
Mpu Sindok
• 949
Sri Isyana Tunggawijaya
• 955
Makutawangsawardhana
• 990
Dharmawangsa Teguh”
Kerajaan Medang terkenal dengan budidaya padi lahan sawah, kemudian mengembangkan ke sektor Niaga Maritim. Candi yang terkenal dibangun pada masa kerajaan Medang atau disebut juga Mataram Kuno adalah Candi Kalasan, Candi Sewu, Candi terkenal yang mendunia yaitu Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Kerajaan Mataram Kuno atau Medang ini terkenal sebagai Kerajaan pembangun Candi.
Kemudian Raja Jawa yang terkenal yaitu Airlangga pendiri Kerajaan Medang Kahuripan, Panjalu dan Janggala di Jawa Timur yang memerintah sekitar 1019–1043. Airlangga bergelar “Sri Maharaja Rakai Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa. Airlangga bermakna Air yang melompat karena lolos dari Mahapralaya atau air bah, sehingga Airlangga bermakna air yang melompat. Airlangga lahir tahun 990 Masehi. Ayah nya bernama Udaya yang merupakan Raja Kerajaan Bedahulu dari Wangsa Warmadewa.
Diakhir Kekuasaan nya Raja Airlangga membagi kerajaan menjadi dua bagian pada tahun 1041 Masehi. Pembagian Kekuasaan dimaksudkan untuk menghindari pertikaian. Wilayah kerajaan Raja Airlangga dikenal sebagai Kahuripan. Pembagian kerajaan tersebut dilakukan Brahmana sakti bernama Empu Bharada. Kedua kerajaan tersebut dikenal sebagai Kerajaan Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri). Kerajaan ini dibatasi oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas, seperti dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab Negarakertagama (1365 M), dan kitab Calon Arang (1540 M).”
Kerajaan kediri atau disebut juga kerajaan Panjalu atau Kerajaan Daha didirikan tahun 1045 dan Runtuh pada tahun 1022 pusat pemerintahan di Kediri tahun 1022. Raja Kediri yang paling terkenal yaitu Sri Jayabaya yang memerintah dari tahun 1135 hingga 1159. Jayabaya terkenal dengan Ramalan Masa depan di Jawa. Wilayah kekuasaan yang sangat luas dan armada laut yang kuat.
Para Raja yang berkuasa di kerajaan Panjalu Kediri adalah:
Sri Samarawijaya (1042-1051 M)
Sri Jitendrakara (1051-1112 M)
Sri Bameswara (1112-1135 M)
Jayabaya (1135-1159 M)
Sri Sarweswara (1159-1169 M)
Sri Aryeswara (1169-1180 M)
Sri Gandra (1180-1182 M)
Kameswara (1182-1194 M).
Prasasti Kerajaan Kediri juga menjadi peninggalan, di antaranya yaitu:
1. Prasasti Sirah Keting, berisi pemberian hadiah pada rakyat oleh Raja Jayawarsa
2. Prasasti Tulungagung dan Kertosono, berisi masalah keagamaan yang ditulis Raja Bameswara (1117-1130 M)
3. Prasasti Ngantang, menerangkan pemberian hadiah pada rakyat Ngantang. Hadiahnya berupa sebidang tanah yang telah dibebaskan pajaknya oleh Raja Jayabaya (1135 M)
4. Prasasti Jaring, memuat nama seperti Kebo Waruga dan Tikus Jinada
5. Prasasti Kamula, menerangkan keberhasilan Raja Kertajaya, memerangi musuh-musuhnya di Katang.
Kerajaan Kediri tertulis dalam Kronik Cina Chu Fan Chi karangan Chu Ju Kua. Buku Ling Wai Tai Ta karangan Chu Ik Fei juga menerangkan keberadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan ke-13 M.
Dari catatan sejarah ini kita belajar tentang pemerintahan dan pengelolaan sumber daya alam.
Jeremy Huang Wijaya