Sejarawan Anhar Gonggong Akan Menjadi Narasumber Utama di Seminar Ruwatan Negara 18 Agustus
Kediri.Swara Jabbar News Com.-Sejarawan nasional, Profesor Anhar Gonggong, akan menjadi narasumber utama dalam seminar kebangsaan yang merupakan bagian dari “Ruwatan Negara Menyongsong Indonesia Mercusuar Perdamaian Dunia.” Acara ini diadakan untuk mensyukuri hari berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 18 Agustus 1945.
Ketua panitia, Suhardono, mengatakan bahwa pihaknya telah melayangkan surat sekaligus bersilaturahmi dengan Profesor Anhar Gonggong.
“Kami sudah berdiskusi banyak tentang 17 Agustus sebagai Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan 18 Agustus sebagai Hari Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Soerjono pada Sabtu, 16 Agustus 2025. Diskusi ini juga menindaklanjuti pernyataan Profesor Anhar Gonggong di beberapa media terkait pemisahan Hari Kemerdekaan dan Hari Berdirinya Negara.
Menurut rencana, Profesor Anhar Gonggong akan tiba di Situs Persada Soekarno, Kediri, pada 17 Agustus 2025. Ia akan mengikuti kegiatan ruwatan dan seminar kebangsaan pada 18 Agustus di Pesantren Jati Diri Bangsa Indonesia Merajut Perdamaian Nusantara sebelum kembali ke Jakarta pada 19 Agustus.
Selain Profesor Anhar Gonggong, seminar ini juga akan menghadirkan narasumber lain, termasuk Prof. Tri Edis Wahono, penulis buku “17 Agustus Belum Ada Negara,” serta Dr. Heru Sugiyono, S.H., M.H., seorang praktisi hukum dan dosen Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta.
Seminar ini bersifat terbuka untuk umum dan gratis. Panitia juga menyediakan 2.000 hingga 4.000 porsi makan gratis dalam acara ruwatan tersebut.
Panitia berharap seminar ini dapat menghasilkan rekomendasi untuk menetapkan 17 Agustus sebagai Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan 18 Agustus sebagai Hari Berdirinya Negara.
“Alhamdulillah Agustus bulan ini tanggal 18 Agustus ini sudah diumumkan sebagai hari libur nasional. Kami mohon doa restu pada segenap rakyat Indonesia semoga pemerintah menetapkan 18 Agustus 1945 sebagai Hari Besar Nasional Berdirinya Negara RI. ini penting sebagai ungkapan rasa syukur atas berdirinya Negara,” pungkas Kushartono.*