Cimahi.Swara Jabbar News Com.-Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi menyelenggarakan Festival Pencak Silat tingkat Kota Cimahi 2025 pada Minggu (24/8) di Cimahi Mall. Kegiatan ini diikuti oleh 17 paguron aktif yang ada di Cimahi. Suasana festival berlangsung meriah dengan dukungan orang tua, pelatih, dan masyarakat yang antusias menyaksikan.
Kepala Disbudparpora Kota Cimahi, Achmad Nuryana, menjelaskan bahwa festival ini mendidik anak-anak sejak usia dini untuk menyiapkan generasi penerus yang siap mengikuti kompetisi di tingkat provinsi, bahkan hingga ke tingkat nasional. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana pendidikan karakter bagi anak-anak agar disiplin, percaya diri, dan menjunjung tinggi nilai sportivitas. Dengan begitu, festival ini tidak hanya sekadar ajang lomba, tetapi juga wahana pembinaan jangka panjang.
Lebih lanjut, Achmad menegaskan bahwa pencak silat memiliki nilai yang jauh lebih luas dibanding sekadar bela diri. Pencak silat merupakan warisan seni budaya yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, dan sudah menjadi bagian dari identitas bangsa. Karena itu, pelestarian pencak silat menjadi tanggung jawab bersama agar tidak hilang ditelan zaman. Pemerintah Kota Cimahi, termasuk Wali Kota Cimahi, terus mendorong agar pencak silat tumbuh subur di tengah masyarakat sebagai olahraga sekaligus budaya yang patut dijaga.
Festival ini juga diharapkan mampu melahirkan atlet pencak silat yang berprestasi. Pemerintah Kota Cimahi menaruh harapan besar agar bibit-bibit unggul pencak silat dari Cimahi mampu bersaing di ajang yang lebih tinggi. Dengan semangat tersebut, kegiatan ini menjadi motivasi bagi anak-anak untuk semakin giat berlatih. Mereka diingatkan bahwa olahraga bukan hanya menyenangkan, tetapi juga dapat menjadi jalan untuk meraih prestasi dan membanggakan daerah.
Tidak hanya pencak silat, rangkaian kegiatan seni budaya lainnya juga turut digelar pada hari yang sama. Pada sore hari akan ditampilkan tarian Agustusan bertajuk “Kariaan Agustusan Rampak Tari Campernik” di Alun-Alun Cimahi. Pertunjukan tersebut dikreasikan dengan sentuhan baru baik dari segi koreografi, musik, maupun kostum sehingga memberikan nuansa yang lebih segar bagi penonton. Hal ini menjadi wujud nyata bahwa Cimahi tidak hanya melestarikan, tetapi juga mengembangkan kreativitas di bidang seni budaya.
Kepala Disbudparpora menambahkan bahwa pelaksanaan festival pencak silat ini hanya berlangsung selama satu hari penuh. Namun, ia menekankan bahwa pembinaan seni budaya seharusnya tidak berhenti pada event saja, melainkan juga harus hadir di lingkungan pendidikan. Untuk itu, ia berharap sekolah-sekolah, baik SD maupun SMP, dapat lebih aktif melalui kegiatan ekstrakurikuler dan muatan lokal yang mengajarkan seni budaya. Dengan cara ini, anak-anak sejak dini dapat mengenal, mencintai, dan melestarikan budaya yang ada di Cimahi, khususnya tradisi pencak silat.***
Comment