Awan Dalam Filosofi Tiongkok

Awan Dalam Filosofi Tiongkok

Oleh Jeremy Huang Wijaya.

Ada pepatah Tiongkok berkata jangan terlalu lama melihat awan di langit sehingga lupa dengan tanah yang kau pijak artinya jangan lupa diri
Di kelenteng dan rumah rumah warga Tionghoa ada hiasan gambar naga dikelilingi awan, dan juga gambar Dewi Kwan Im di kelilingi awan di dinding rumah, guci dan tas juga. Jaman dulu jubah Kaisar dan bangsawan Tiongkok ada gambar naga dikelilingi awan.

Awan dalam penulisan bahasa Mandarin yun, 云 lambang keberuntungan, keteduhan dan kebahagiaan karena awan dapat menghasilkan hujan untuk pertanian, juga dapat diartikan sebagai representasi dunia yang luas, transendental dan bebas, terutama dalam konteks spiritual seperti Taoisme dan Buddhisme. Awan juga dikaitkan dengan kehendak Surga dan digunakan dalam Motif seni sebagai tanda berkah dan kemakmuran.

Awan terutama digambarkan awan berlima warna jadi lambang pertanda baik membawa berkah dan tanda keberuntungan.
awan terutama awan lima warna dianggap sebagai tanda keberuntungan (misalnya pertanda perdamaian ), simbol Surga, dan ekspresi Kehendak Surga. Mereka juga melambangkan kebahagiaan dan keberuntungan

Hubungan dengan pertanian, karena bagi masyarakat agraris Tiongkok, awan menghasilkan hujan yang vital untuk pertanian, sehingga mewakili kemakmuran dan kesuburan tanah.
Awan dalam dunia spiritual dan kosmologi Tiongkok melambangkan alam luas, abadi dan bebas mewakili dimensi spiritual atau nirwana, bahkan menjadi wahana bagi para dewa atau orang Suci dalam Taoisme. Awan yang digambarkan bersama naga, melambangkan siklus alam karena naga sebagai penguasa air dan hujan saling terkait

Comment