Legislator Partai Gerindra Lina Ruslinawati : Pentingnya Penguatan Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal Lokal.

Bandung.Swara Jabbar News Com.-Kondisi Ketahanan Pangan di Jawa Barat cukup baik, dengan beberapa kabupaten menunjukkan ketahanan pangan yang tinggi. Namun, terdapat tantangan yang perlu dihadapi, seperti laju alih fungsi lahan pertanian, dampak perubahan iklim, dan fluktuasi harga pangan. Berbagai upaya, mulai dari peningkatan produksi hingga diversifikasi pangan, terus dilakukan oleh pemerintah provinsi untuk memperkuat ketahanan pangan di wilayah tersebut. Lina Ruslinawati menegaskan pentingnya penguatan pangan yang berbasis pada sumber daya lokal. Hal  ini dikatakan Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat Dra. Hj.Lina Ruslinawati.

Legislator Partai Gerindra Daerah Pemilihan (Dapil) Jabar V (Kabupaten Sukabumi-Kota Sukabumi) menuturkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP), telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi tantangan tersebut yaitu :

Gerakan pangan murah (GPM): Secara rutin, DKPP Jabar mengadakan GPM untuk membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.

Gerakan pangan mandiri: Program ini mendorong pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk budi daya tanaman dan ternak, sehingga dapat meningkatkan ketahanan.

Kolaborasi antarlembaga: Pemprov Jabar bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan institusi kepolisian, untuk memastikan ketersediaan dan distribusi pangan yang stabil.

Penguatan cadangan pangan: Melalui Perum BULOG dan BUMN Pangan, pemerintah berupaya memperkuat cadangan pangan untuk mengendalikan harga dan pasokan.

Lebih Jauh, Legislator Perempuan Partai Gerindra yang selalu aktif dalam memantau kegiatan sektor Pertanian di Jawa Barat, memandang  hal-hal sebagai berikut :

Pengembangan pertanian organik: Adanya peraturan daerah yang mendukung pertanian organik bertujuan untuk meningkatkan kualitas lahan dan produksi, sekaligus menjadi respons terhadap isu penyempitan lahan pertanian.

Optimalisasi lahan dan pompanisasi: Program ini bertujuan untuk meningkatkan indeks pertanaman dan memperluas areal tanam, terutama di sawah tadah hujan, untuk menjaga produktivitas.

Alih fungsi lahan: Terus berkurangnya lahan pertanian akibat pembangunan dan urbanisasi menjadi salah satu ancaman terbesar bagi produksi pangan di Jawa Barat.

Perubahan iklim: Kekeringan dan perubahan pola tanam akibat iklim yang tidak menentu dapat menyebabkan gagal panen dan penurunan produktivitas pertanian.

Ketergantungan impor: Meskipun kaya akan sumber daya pangan, Jawa Barat masih

bergantung pada impor untuk beberapa komoditas, seperti daging dan telur, untuk memenuhi kebutuhan populasi yang besar.

Inflasi pangan: Kenaikan harga bahan pangan dapat berdampak pada daya beli masyarakat, yang menjadi tantangan dalam memastikan keterjangkauan pangan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Regenerasi petani: Kurangnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian mengancam keberlanjutan produksi pangan di masa depan.

Lina Ruslinawati berharap agar petani desa dapat diberdayakan secara menyeluruh, sehingga mampu menjadi pilar utama kedaulatan pangan. Ia berkomitmen untuk mengawal dan memastikan implementasi program pemberdayaan petani, termasuk melalui Peraturan Daerah (Perda) No. 4 Tahun 2018 tentang Pedoman Perlindungan dan Pemberdayaan Petani Tutupnya. (AP).

 

 

Comment