Filosofi hutan bagi warga Tionghoa

Filosofi hutan bagi warga Tionghoa

 

Oleh Jeremy Huang Wijaya

Warga Tionghoa memiliki Filosofi Hutan adalah ibu kehidupan yang menghidupi dan melindungi semua mahluk.
Oleh sebab itu hutan harus dijaga kelestariannya.
Tanpa adanya hutan tidak akan ada kehidupan.
Hutan berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya melestarikan dan melindungi lingkungan serta pentingnya keharmonisan antara manusia dan alam.
pohon memiliki akar dalam yang dapat mengambil air bahkan saat kondisi kering.
Di Tiongkok China saat ini telah melakukan penghijauan besar besaran selama beberapa dekade terakhir. Upaya untuk memulihkan ekosistem dan melawan perubahan iklim itu ternyata memicu perubahan tak terduga pada pola air di seluruh negeri.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Earth’s Future pada 4 Oktober mengungkap perubahan drastis ini. Antara 2001–2020, tutupan vegetasi yang meningkat justru mengurangi jumlah air tawar yang tersedia bagi manusia dan ekosistem di wilayah monsun timur dan wilayah kering barat laut — area yang mencakup sekitar 74% daratan China. Sebaliknya, ketersediaan air meningkat di Dataran Tinggi Tibet.
Di Bumi, ada tiga proses utama yang memindahkan air antara daratan dan atmosfer: evaporasi, transpirasi, dan presipitasi. Evaporasi mengangkat air dari permukaan tanah, sementara transpirasi membawa air yang diserap tanaman ke udara. Keduanya disebut evapotranspirasi. Sedangkan presipitasi adalah air yang turun dalam bentuk hujan, salju, dan lainnya.
Program penghijauan paling ambisius di China adalah Great Green Wall, yang dimulai tahun 1978 untuk menahan perluasan gurun. Dalam 50 tahun terakhir, proyek ini meningkatkan tutupan hutan dari 10% (1949) menjadi lebih dari 25% saat ini, menambah luas hutan setara ukuran negara Aljazair, dan pada 2023, pemerintah mengklaim telah mengepung gurun terbesarnya dengan vegetasi.
ada dua program besar lain yang dimulai pada 1999 yakni Grain for Green Program, yang memberi insentif petani mengubah lahan pertanian menjadi hutan dan padang rumput, serta Natural Forest Protection Program, yang melarang penebangan hutan primer dan mendorong reboisasi.

Secara kolektif, berbagai inisiatif ini menyumbang 25% dari peningkatan luas daun global antara 2000–2017 — kontribusi terbesar dari satu negara
Berkat usaha besar yang disertai semangat yang tinggi, kawasan hutan dapat bertambah dari 115,28 juta hektar diawal tahun 1950an menjadi 174,91 juta hektar di tahun 2008. Yang luar biasa adalah kota Beijing sebagai ibukota China. Luas tutupan hutan di Beijing meningkat dari 1,3% di tahun 1949 meningkat menjadi 38,6% di akhir tahun 2012.

Comment