HUT ke-44 Vihara Tanda Bhakti Usung Kang Pisman dan Kerukunan Beragama
BANDUNG.SJN COM,-Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana beserta Ketua TP PKK Kota Bandung, Siti Muntamah serta Wakil Ketua TP PKK Kota Bandung, Yunimar menghadiri Hari Jadi ke-44 Vihara Tanda Bhakti sekaligus memperingati hari lahir ke-1363 tahun Rohaniawan Agung Seng Ong Kong di Jalan Vihara, Bandung, Minggu (8/3/2020).
Perayaan tersebut juga turut dihadiri anggota Forum Kerukunan Umat Beragama, para tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kota Bandung.
Pembina Vihara Tanda Bhakti, Tan Cong Bu mengatakan, perayaan ini mengusung tema kerukunan antarumat beragama. “Melalui acara ini kami ingin mengatakan bahwa Bandung adalah rumah bersama, dengan menciptakan kerukunan antar umat beragama,” ujar Tan Cong Bu.
Tak hanya kerukunan dengan orang berbeda agama, namun Tan juga mengingatkan jemaat untuk terus rukun dengan sesama pemeluk agama Buddha. “Kerukunan antar umat beragama dan internal kita juga. Tanpa kerukunan, kita tidak bisa hidup damai,” katanya.
Hal senada diungkapkan perwakilan Majelis Buddhayana Indonesia, Suherman. Menurutnya, sebagai bagian dari umat beragama di Indonesia, umat Buddha di Vihara Tanda Bhakti juga harus berkontribusi dalam pembangunan negara, terutama di Kota Bandung.
Ia mengajak jemaat Vihara Tanda Bhakti untuk mendukung gerakan Kang Pisman. Ia mengaku telah mengunjungi TPA Sarimukti, dan yakin bahwa program tersebut penting untuk warga kota.
“Saya sering dengar cerita Mang Oded tentang Kang Pisman, sampai membuktikannya sendiri ke Sarimukti. Kita harus menjalankan Tri Kerukunan Beragama, terutama hubungan pemeluk beragama dengan pemerintah, harus mendukung program ini,” ujar Suherman.
Ia pun meminta umat Buddha di Kota Bandung harus terus menerapkan nilai-nilai yang baik, yaitu nonsektarian, Inklusivisme, pluralisme, dan universalisme.
“Jadi bukan karena kita Buddha atau mereka muslim atau nasrani. Tapi kita adalah warga kota yang harus mendukung program yang baik ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan tersebut sebagai bagian dari aktivitas umat beragama. Hal itu sejalan dengan visi Kota Bandung yang agamis.
“Beragama dan bertuhan merupakan keharusan karena tanpa agama, hidup kita pincang, tertatih tanpa arah, tanpa panduan, tanpa ada tempat bergantung,” tutur Yana.
“Karena itu, Pemerintah Kota Bandung mencanangkan Bandung Agamis sebagai salah satu misi. Seraya berharap, warga Kota Bandung dapat mempelajari agamanya masing-masing dengan merdeka dan sebaik-baiknya,” ucapnya.