Regional

Analisa Perdagangan Dan Perekonomian Dunia Bulan Juni 2022

Bandung.Swara Jabbar Com.-

Oleh Jeremy Huang

Pandemi Covid yang belum usai dan Perang Rusia Ukraina yang belum usai kini di Shanghai China Dikutip dari Reuters, Senin (25/4/2022), Shanghai melaporkan ada 39 kasus kematian COVID-19 per tanggal 23 April. Dibandingkan 12 hari sebelumnya, sejauh ini jumlah tersebut merupakan yang terbanyak hingga saat ini.

Secara nasional, China melaporkan ada 20.285 kasus baru virus Corona tanpa gejala pada Sabtu (23/4). Sehari sebelumnya ada 21.423 kasus, dengan 1.580 kasus bergejala. Adanya penyebaran varian virus Omicron yang cepat menular, telah mendorong kota-kota yang ada di sana untuk memberlakukan lockdown. Shanghai mengumumkan jumlah kematian 39 orang pada Minggu (24/04), kematian harian tertinggi dalam beberapa waktu terakhir di tengah upaya China tetap bertekad menerapkan kebijakan kasus nol Covid. Kawasan Chaoyang, daerah terpadat di Beijing melaporkan 26 kasus pada akhir pekan, jumlah tertinggi sejauh ini di ibu kota China itu.

Antrean panjang di supermarket dan toko-toko terlihat walaupun pemerintah menjamin persediaan makanan cukup.

Kondisi ini terjadi di tengah kekhawatiran bahwa Beijing dapat menghadapi situasi yang sama seperti di Shanghai, kota dengan 25 juta penduduk, dengan karantina wilayah selama berminggu-minggu. Supermarket utama di Beijing memperpanjang jam buka untuk memenuhi melonjaknya permintaan.

Media resmi The Global Times mengatakan perusahaan makanan Beijing diperintahkan untuk meningkatkan pasokan penting seperti daging, susu dan sayur.

The Global Times juga mengutip pakar kesehatan yang mengatakan hasil tes massal akan menentukan apakah perlu mengambil langkah lebihlanjut seperti lockdown di sejumlah tempat. Meskipun demikian, terdapat sekitar 20.000 kasus baru pada Minggu (24/04).

Pakar Covid China, Liang Wannian, mengatakan pengetatan hanya akan diperlonggar jika angka vaksinasi di kelompok rentan meningkat. Banyak warga usia lanjut yang belum divaksinasi sama sekali atau belum divaksinasi secara penuh.

Sekitar 25 juta orang di Shanghai terdampak lockdown atau karantina wilayah secara ketat sejak awal April karena terus melonjaknya kasus Omicron.

Inilah untuk pertama kalinya Shanghai menerapkan lockdown secara ketat setelah sebelumnya lebih longgar dibandingkan kota-kota China lainnya. Inilah karantina wilayah yang diterapkan secara lebih ketat dan menyeluruh. Sebelumnya, karantina dibatasi di lokasi-lokasi tertentu.

Pembatasan sebelumnya dilakukan di kompleks-kompleks perumahan, yang menampung beberapa ratus orang, dan bukan seluruh kota. Metode seperti ini sebelumnya dianggap berhasil.

Bahkan ketika kasus mencapai hampir 1.800 pada Maret 2021, Shanghai tidak menerapkan karantina wilayah menyeluruh.

Sebagai perbandingan, kota Xian – dengan penduduk hampir 13 juta – ditutup seluruh kota setelah kasus mencapai di bawah 100 pada Desember 2021.

Kota Yuzhou, di Provinsi Henan, dengan penduduk lebih dari 1,1 juta orang ditutup setelah hanya mencatat tiga kasus Covid.Di Shanghai, aparat menutup kompleks-kompleks permukiman dalam upaya mencegah orang-orang tidak menularkan virus.

Meskipun demikian, terdapat sekitar 20.000 kasus baru pada Minggu (24/04).

Pakar Covid China, Liang Wannian, mengatakan pengetatan hanya akan diperlonggar jika angka vaksinasi di kelompok rentan meningkat. Banyak warga usia lanjut yang belum divaksinasi sama sekali atau belum divaksinasi secara penuh.

Sekitar 25 juta orang di Shanghai terdampak lockdown atau karantina wilayah secara ketat sejak awal April karena terus melonjaknya kasus Omicron.

Inilah untuk pertama kalinya Shanghai menerapkan lockdown secara ketat setelah sebelumnya lebih longgar dibandingkan kota-kota China lainnya. Lebih dari 3% Produk Domestik Bruto Shanghai berasal dari Shanghai dan lebih dari 10% perdagangan China juga berasal dari kota itu sejak 2018.

Bandara udara di Shanghai juga berperan dalam mengimpor hampir setengah perlengkapan pelindung dan obat-obatan yang diperlukan China pada masa-masa awal pandemi, menurut media lokal Caixin.

Pada 2020, penerbangan kargo ke Bandara Internasional Pudong Shanghai tercatat sebesar 3,4 juta ton, satu juta lebih besar dibandingkan bandara-bandara di kota-kota seperti Beijing, Guangzhou dan Shenzhen.

Studi dari Chinese University Hong Kong menunjukkan karantina wilayah dua minggu di kota-kota besar seperti Beijing atau Shanghai akan menekan 2% Produk Domestik Bruto bulanan China.

PDB bulanan China pada 2021 mencapai 9,5 triliun yuan rata-rata, jadi negara itu akan merugi 190 miliar yuan setiap minggu bila karantina wilayah dilanjutkan.
Mengutip laman resmi dari Kemenkeu 22/04/2022 – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan tanggapan mengenai kebijakan lockdown yang dilakukan di Shanghai, China karena merebaknya Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurutnya, apapun yang terjadi di Amerika Serikat dan China, sebagai dua negara yang memiliki ekonomi terbesar di dunia, pasti akan memberikan dampak rambatan (spillover) ke seluruh dunia.

Menkeu dalam Debate on the Global Economy yang digelar IMF pada Jumat (22/04) mengatakan, tantangan menstabilkan harga dan menurunkan inflasi akan membutuhkan pengetatan moneter. Hal tersebut sudah dikomunikasikan dan pembuat kebijakan di negara berkembang perlu bersiap untuk kemungkinan tersebut.

“Kita berbicara tentang dikalibrasi dengan baik, dikomunikasikan dengan baik, direncanakan dengan baik,” kata Menkeu.
Adapun kebijakan lockdown di China, kata Menkeu, tentunya memengaruhi supply chain karena permintaan China untuk banyak komoditas menjadi sangat penting. Hal tersebut akan menjadi perhatian karena berdampak langsung dalam hal permintaan komoditas dan bahan baku lainnya ke seluruh dunia.Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan tanggapan mengenai kebijakan lockdown yang dilakukan di Shanghai, China karena merebaknya Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurutnya, apapun yang terjadi di Amerika Serikat dan China, sebagai dua negara yang memiliki ekonomi terbesar di dunia, pasti akan memberikan dampak rambatan (spillover) ke seluruh dunia.
Melihat dari data data di atas Kemungkinan perdagangan dan perekonomian Dunia, belum pulih akan terdampak berat, kemungkinan daya beli akan semakin turun pasca Lock down di Shanghai China