Kisah Perjalanan Perantauan Keo Tauw Hokian Tiongkok
Bandung.Swara Jabbar Com.-
Oleh Jeremy Huang Wijaya
Ada pepatah 不要丢失你的家谱,告诉你的子孙,让他们了解你的家谱,以他们的祖先为榜样
Bùyào diūshī nǐ de jiāpǔ, gàosù nǐ de zǐsūn, ràng tāmen liǎojiě nǐ de jiāpǔ, yǐ tāmen de zǔxiān wèi bǎngyàng artinya jangan hilangkan silsilah keluarga ceritakan hingga anak cucu supaya mereka dapat mengenal silsilah keluarga dan dapat mengikuti teladan hidup dari leluhurnya
Berabad abad Kedatangan pedagang dari Tiongkok China, awalnya kedatangan Fai Xien Bhiksu Budha yang terdampar di Jawa abad ke 3. Membuka jalan kedatangan para pedagang dari Tiongkok China ke Jawa.
Ada hal yang menarik para pedagang dari Tiongkok abad ke 10-16 umumnya tidak boleh membawa istri ketika berdagang. Tetapi abad ke 17 mereka boleh membawa istri ketika berdagang.Pada waktu adanya perang candu di Tiongkok China banyak penduduk Tiongkok China keluar dari negaranya bermigrasi pindah ke negara negara lain.
Perang Candu Pertama (Hanzi: 第 一次 鴉片戰爭; Pinyin: Dìyīcì Yāpiàn Zhànzhēng), Perang Opium Pertama atau Perang Inggris-Tiongkok Pertama adalah perang antara Perusahaan Hindia Timur Britania melawan Dinasti Qing di Tiongkok dari tahun 1839 hingga 1842 dengan tujuan memaksa Tiongkok mengimpor opium dari Britania Raya.
Pejabat Tiongkok melarang keras perdagangan opium, dan mengancam hukuman mati bagi yang melanggar. Hal ini menyebabkan pemerintah Inggris merasa tersinggung karena pada saat itu sedang mendominasi perdagangan dan jauh lebih kuat secara militer. Britania Raya memenangkan perang ini dan memperoleh kekuasaan terhadap Hong Kong serta menjatuhkan hukuman denda kepada Tiongkok dan pihak Barat mendapatkan hak-hak istimewa dalam bertransaksi dengan Tiongkok.
Tahun 1839an datang Pedagang dari desa Keo Tauw daerah Khe Kwan Kabupaten Tjiang Tjioe Propinsi Hokkian Tiongkok bernama Liem Tjioe menetap di Pekalongan Jawa Tengah. Liem Tjioe menetap di Pekalongan tahun 1839 memiliki 2 orang anak yaitu Liem Sioe Gwan dan Liem Sioe Kim tinggal di Pekalongan berbisnis tembako dan hasil bumi. Liem Tjioe meninggal di Pekalongan, kedua anaknya Lien Sioe Gwan dan Liem Sioe Kiem meninggal di Pekalongan.
Liem Sioe Kim menikah dengan Kwee An Nio memiliki 5 anak yaitu Liem Tiang He, Liem Tiang Tjoen, Liem Hoen Nio, Liem Lap Nio, dan Liem Tiang Hien.
Keturunan dari Liem Tiang Hie yaitu Liem Ringgit dan Liem Joe Keng.
Liem Tiang Tjoen Menikah denga Oewa Ong melahirkan Bisoe dan Koewa
Liem Hoen Nio menikah dengan Khouw Djiang Soei memiliki 4 anak yaitu Khouw Peng Liong, Khouw Peng Djioe, Khouw Doblang Khouw Peng Hok.
Liem Lap Nio menikah dengan Yo Tjoekri memiliki 1 anak yaitu Yo keng Tiong
Liem Tiang Hien menikah dengan Tan Jeng Pek melahirkan Liem Djoe Djin, Liem Djoe Bin, Liem Djoe Gien, Liem Djoe Gie Liem Djoe Lee, Liem Djoe Tie dan Liem Djoe Koei
Liem Joe Gie terlahir 23 Februari 1879 kemudian pindah ke Indramayu. Berdagang dan menetap di Indramayu kemudian meninggal di Indramayu 24 Agustus 1947. Liem Joe Gie menikah dengan Tan Hong Nio memiliki 3 anak yaitu Liem Tjie Liang, Liem Tjie Yok dan Liem Koei Tian
Liem Joe Gin lahir tahun 1876-1955, menikah dengan Tan Kim Lan menetap di Jalan Pagongan Cirebon sampai akhir hayatnya memiliki 6 orang anak yaitu Tan Siok Nio, Tan Tjan Yan, Tan Tjan Swie, Tan Tjan Boen, Tan Tien Nio, Tan Tjan Sioe.
Tan Siok Nio anak tertua dari Liem Joe Gin dan Tan Kim Lan memiliki 14 anak yang hidup hanya 5. Umumnya meninggal ketika baru lahir. Ke lima anak Tan Siok Nio yang hidup sampai tua yaitu Oey Tjin Nio, Juliana widjaja, Oey Beng Hie, Oey Beng Hwat dan Oey Beng Hok.
Oey Beng Hwat kerja di Bank Exim dari tahun 1954-1979 menikah dengan Kwee San Nio berdagang jamu Ny Idep Pasar Pagi Cirebon.
Oey Beng Hwat ini memiliki 3 orang anak yaitu Paulus Wijaya, Joel Wijaya dan Jeremia Huang Wijaya.
Itulah garis keturunan Liem Tjioe pedagang dari Desa Keo Tauw daerah Khe Kwan