Gubernur Jabar Luncurkan Kolecer dan Candil Tingkatkan Minat Baca.
BOGOR.SJN COM. -Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meluncurkan program Kotak Literasi Cerdas (Kolecer) dan Maca Dina Digital Library (Candil) sebagai upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat Jabar.
Diketahui, berdasarkan data Unesco, minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Indeks membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 atau dari 1.000 orang Indonesia, hanya ada satu orang yang memiliki minat membaca buku.
“Minat baca orang Indonesia cenderung rendah, orang kita tidak suka membaca dan tidak suka menulis. Oleh karena itu, kita akan membuat hal itu berubah melalui sebuah gerakan literasi dimana semua pihak harus berpartisipasi,” ungkap Ridwan Kamil saat meluncurkan program Kolecer dan Candil di Taman Sempur, Jalan Sempur, Kota Bogor, Sabtu (15/12/2018).
Menurut Gubernur yang akrab disapa Emil itu, program yang digawangi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Jabar dan menjadi bagian program 100 hari kerja Emil itu diharapkan juga mampu meningkatkan minat baca generasi milenial yang terkungkung gawai teknologi.
“Generasi milenial sekarang hasil surveinya lebih senang menghabiskan waktunya lewat handphone. Sehingga, ada kekhawatiran yang dibaca adalah hal-hal yang tidak bermanfaat karena berseliweran juga informasi-informasi yang negatif,” katanya.
Pembuatan Kolecer didanai Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Jabar Banten (bank bjb). Untuk tahap awal, Kolecer akan disebar di 27 kabupaten/kota se-Jabar dengan target 600 unit hingga lima tahun ke depan. Sedangkan pembuatan aplikasi perpustakaan digital Candil kini masih dalam tahap pengembangan dan dapat mulai digunakan pada Januari 2019.
“Saya titip kepada kepala daerah, ini adalah investasi. Suatu hari mereka yang terdampak oleh hal positif ini akan menjadi pemimpin yang sukses karena apa yang kita lakukan hari ini,” tutur Emil.
Melalui kreativitas, lanjut Emil, Kolecer bisa ditempatkan di mana saja, seperti di tempat berkumpulnya warga atau komunitas. Kalau di kampung atau desa, kata Emil, Kolecer bisa ditempatkan di balai desa. Sementara, di daerah perkotaan bisa ditempatkan di trotoar ataupun taman.
“Jadikan perpustakaan itu tempat bermain warga, tempat berkumpul komunitas warga tapi dikelilingi oleh buku-buku. Dan saya imbau kepada kepala daerah tolong jadikan masyarakatnya pintar di segala level. Terjemahkan ini dalam sebuah kebijakan,” ujar Emil.