Duryudana jadi Raja Tanpa Tongkat Kekuasaan
Bandung.Swara Jabbar Com.-
Oleh Jeremy Huang Wijaya
Kehidupan yang paling tragis adalah ketika Raja atau pemimpin tidak memiliki tongkat kekuasaan nya.
Raja atau pemimpin memiliki kedudukan tertinggi tetapi tidak memiliki kekuasaan itu menyedihkan. Raja atau pemimpin yang kedudukannya di dikte dan diatur oleh Bangsawan dan pengusaha itu menyedihkan.
Dalam kisah pewayangan. Duryudana dari Kurawa meskipun jadi Raja tetapi semuanya Sangkuni dan Drona yang mengatur ini tragis. Duryudana tidak memiliki tongkat kekuasaan semuanya diatur oleh Sangkuni
Sehingga kerajaan nya hancur dan semua Kurawa gugur dalam perang Baratayuda. Seharusnya Duryudana cepat sadar ketika abdi dalem kerajaan banyak yang mundur dari kebijakan Duryudana membuat terjadi nya perang Baratayuda tewasnya para Kurawa
Kong Hu Cu berkata Bagi seorang Pria integritas adalah saripati, dia meletakkan dan memberlakukan aturan aturan, kepantasan, kerendahan hati adalah cara dia melangsungkan ketulusan hati adalah cara dia mengembangkan. Sungguh itulah yang dimaksud sebagai pria sejati
Benak orang manusia unggulan mengenal yi (Kesalehan) Benak manusia pandir sangat mengenal Li(pamrih dan keuntungan)
Kong Hu Cu juga berkata Jika pemimpin tidak dapat menempati diri sebagai pemimpin, bagaimana dia dapat mengatur pemerintahan. Seorang yang mempunyai kebajikan besar niscaya mendapatkan kedudukan, mendapat berkah, mendapat nama dan mendapat panjang usia. Yang tidak susila jangan dilihat, yang tidak susila jangan dilakukan Ada pepatah Jawa “Iro yudho wicaksono.” (Satria yang berani berperang membela kebenaran, menegakkan keadilan dengan berlandaskan prinsip kebijaksanaan”