Regional

Haul Bung Karno ke 55 Tahun 2025 di Gedung Indonesia Menggugat Bandung

 

Haul Bung Karno ke 55 Tahun 2025 di Gedung Indonesia Menggugat Bandung

Oleh Jeremy Huang Wijaya

Bertempat di Gedung Indonesia Menggugat Bandung tanggal 29 Juni 2025 Institut Inggit Garnasih mengadakan acara Haul Bung Karno ke 55..Bung Karno wafat 21 Juni 1970,
Soekarno lahir dari pasangan Soekemi Sosrodihardjodan Ida Ayu Nyoman Rai pada Kamis Pon 6 Julli 1901 di Surabaya Dalam Acara Haul Bung Karno

Diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya, Pembacaan Teks Pancasila,,juga ada pembacaan doa oleh Ustad Abdulatief , SAg, Elisabeth Soekarno, Hendrawan dan Suhu Jeremy Huang Wijaya.
Rusmana Barus sebagai ketua Panitia dalam kesempatan tersebut memperkenalkan salam baru yaitu Salam Bhinneka tunggal ika, meski berbeda beda kita tetap satu,

Tampil sebagai Pemateri : Kemal Asmaradi cucu Angkat Inggit Garnasih Garnasih dan
Dian Rahardian Budayawan Sunda Bandung.
Pengurus institut Inggit Garnasih,
Ketua : Ir. Aswiandi
Sekretaris : Kenny
Bendahara : Rogo Busono.
Dalam Kesempatan tersebut Rogo Busono sebagai pengurus Institute Inggit Garnasih menjelaskan Institut Inggit Garnasih didirikan

Pada awalnya pendirian Institut Inggit Garnasih ditujukan untuk mendorong dan mengusulkan Ibu Inggit untuk mendapat gelar Pahlawan. Institut mengambil langkah langkah seperti bediskusi dengan ahli sejarah, mencari bukti atau testimoni yang mendukung agar ibu Inggit layak mendapat gelar Pahlawan. Termasuk dengan dinas terkait ,seperti dinas sosial Jabar ,Institut Inggit Garnasih melakukan kordinasi, selama ini dinas sosial Jabar pun mendukung kita agar ibu Inggit dapat kehormatan gelar pahlawan.
Kita sudah dua kali mengusulkan , sejauh ini belum berhasil. Terakhir kita mengajukan di tahun 2023 yang lalu.


Dalam kesempatan tersebut Kemal Asmaradi cucu Angkat dari Inggit Garnasih menyampaikan Bung Karno adalah pejuang dan pemimpin yang anti Kapitalisme dan Imperialisme, ada dua ide yang lahir dari Budi, akal, hati, pikiran dan Nurani Bung Karno yang bersifat Historis dan sangat Fundamental. Ide itu ialah Marhaenisme dan Pancasila yang merupakan ideologi sekaligus konsep untuk membangun bangsa dan negara. Ideologi ini tidaklah lahir dalam sekejap, tetapi ia bangkit dan tumbuh dari proses perjalanan sejarah Bangsa yang panjang dari generasi ke generasi dan merupakan Amanat Penderitaan Rakyat dalam mencapai kemerdekaan nasionalnya. Ideologi Marhaenisme dan Pancasila pada hakekatnya satu badan, satu jiwa yang tidak dapat dipisahkan dan hanyalah dapat dimengerti dan dipahami bila kita bersumber pada ajaran dari penciptanya yaitu dari Bung Karno.
Eka Santosa mantan Ketua DPRD dalam sambutannya mengatakan Banyak peran yang dilakukan oleh

Bung Karno, dan Mendukung gelar pahlawan nasional untuk Inggit Garnasih, Getaran sejarah, memberikan spirit dukungan. Bung Karno memilih Bandung sebagai tempat menggelorakan semangat perjuangan,

Dian Rahardian budayawan Sunda Bandung menyatakan Indonesia jangan hanya menjadi tagline. Bung Karno mempelajari nilai nilai kultur, Bung Karno juga seorang spiritual realistis dan berdikari ekonomi politik, memerdekakan kebatinan kita.
Sukarno adalah Bapak bangsa, tokoh hebat jangan dikecilkan, tanpa kita sadari kita membunuh orang orang hebat.

Konteks Pancasila masuk peradaban. Selama ini banyak unsur yang mematikan sila sila dalam Pancasila seperti Sila Pertama dimatikan oleh pemahaman harus seiman, tidak boleh yang tidak seiman, sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab dimatikan oleh ormas ormas dan parpol yang bekerja untuk membesarkan kepentingan mereka, sudut pandang nya hanya dari kelembagaan. Sila ketiga Persatuan Indonesia hilang karena hilang nya nilai kemanusiaan, tidak peduli dengan tetangga nya,,tidak peduli dengan lingkungan sekitar.

Sila keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan saat ini hilangnya demokrasi karena terkotak pada kelembagaan dan parpol.
Sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia hilang karena Residu keadilan sosial, peperangan ekonomi dan politik pasal 33 tidak dijalankan.

Dian Rahadian berharap Pancasila benar benar dapat dihidupkan dan diamalkan
Dalam kesempatan tersebut Juga Suhu Jeremy Huang Wijaya diminta sambutan nya, dalam sambutannya Suhu Jeremy Huang Wijaya mendukung Inggit Garnasih menjadi Pahlawan Nasional, dan meminta kembali kepada Pancasila dan UUD 1945, menjaga persatuan dan kesatuan, jangan di kotak kotakan, jangan dipecah belah, kesejahteraan masyarakat harus diutamakan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.