Sejarah Penggunaan Hastag dan Tagar
Sejarah Penggunaan Hastag dan Tagar
oleh Jeremy Huang Wijaya
Beberapa hari ini penggunaan hastag #Indonesiagelap dan #Kaburajadulu ramai dibicarakan di berbagai media massa dan media Sosial. Bahkan jadi top line berita di berbagai media sosial. “Seruan “Indonesia Gelap” dalam sederet bahasa asing, mulai dari Bahasa Inggris, Italia, Prancis, Rusia, Mandarin, Tagalog, Vietnam, Korea, Jepang, Arab, Ceko, sampai Turki bermunculan. Beberapa bahasa daerah, termasuk Jawa, juga tidak absen.
“Dalam Bahasa Indonesia, peringatan itu berbunyi, “PERINGATAN DARURAT. Anggaran pendidikan dipangkas. Kekerasan aparat tak kunjung diusut tuntas. Proyek Strategis Nasional merusak lingkungan dan merampas penghidupan Masyarakat Adat. Pelanggaran berat HAM disambut impunitas, hutang negara atas keadilan bagi korban tak kunjung lunas”
Dikutip dari Tempo 17 Februari 2025 memberitakan Tajuk Indonesia Gelap itu mulai ramai dibicarakan di media sosial X. Per Senin pagi, sebanyak 39 ribu pengguna X membicarakan #IndonesiaGelap yang jadi aksi para mahasiswa dari tanggal 17 Februari 2025 hingga tanggal 19 Februari 2025″Koordinator BEM Seluruh Indonesia Satria Naufal mengatakan bahwa tajuk Indonesia Gelap itu dimaknai sebagai ketakutan warga Indonesia terhadap nasib masa depan bangsa. “Bagi kami, Indonesia Gelap sudah cukup mewakilkan ketakutan, kekhawatiran, serta kesejahteraan warga,
Apakah kita tahu sejarah penggunaan hastag tagar #?
Awal mulanya penggunaan hastag atau tanda pagar # untuk mengelompokkan gambar, video dan pesan dalam satu kategori.
Dilansir dari Life wire Tahun 1998 pertama kali muncul di sebuah platform bernama Internet Relay Chat atau IRC Dijelaskan awal Mulanya tanda hastag tagar difungsikan untuk mengelompokkan pesan, gambar, dan video dalam satu kategori. Dengan tagar ini pengguna dapat menemukan konten terkait melalui pencarian hastag tertentu.
“Penggunaan tagar di dunia maya pun kian berkembang. Dikutip dari Ridder, salah seorang blogger bernama Stowe Boyd pada Agustus 2007 menyematkan tagar dalam sebuah artikel blog yang dipublikasikannya. Saat itu, postingan milik Boyd tersebut yang menjadi satu-satunya hasil pencarian yang muncul di Google saat memasukkan kata kunci “#”.
Tak lama berselang, pada Oktober 2007, Nate Ridder, seorang yang tinggal di San Diego, California, juga mulai menambahkan tagar #sandiegofire di salah satu unggahannya. Tampaknya, melalui kode tersebut dia ingin memberitahu orang-orang tentang peristiwa kebakaran hutan yang terjadi di wilayah California kala itu.
Barulah pada Juli 2009, untuk pertama kalinya penggunaan tagar secara resmi diadopsi oleh Twitter, kini X. Segala cuitan apa pun yang di depannya terdapat simbol “#”, maka kata tersebut berubah menjadi hyperlink. Dalam perjalanan, Twitter mengembangkan fitur “Trending Topics”, yang menampilkan tagar terpopuler di berandanya.
Penggunaan hastag tagar #Indonesiagelap dan #kaburaja dulu dapat jadi perhatian serius dari pemerintah. Berharap pemerintah dan elite politik mendengar suara hati mahasiswa.
Penghematan Anggaran itu perlu tetapi jangan memotong Anggaran untuk kesehatan dan pendidikan karena itu yang utama.
Jalan jalan harus diperbaiki, sarana prasarana kesehatan dan pendidikan juga harus diutamakan, Jika membutuhkan anggaran untuk pembangunan diharapkan Pemerintah dapat mengeluarkan Perpu Sita Asset Para Koruptor tanpa pandang bulu. Untuk penghematan anggaran jumlah menteri dan staff ahli dapat dikurangi, jika bisa digabung sehingga menghemat anggaran. Lembaga negara yang kurang produktif digabung. Ijin usaha dipermudah supaya mengundang investor