MENTAN APRESIASI IWAPI DALAM PEMBERDAYAN PEREMPUAN
BANDUNG.SJN COM.-Perjalanan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) berkarya untuk Indonesia sebagai wadah dan wahana komunikasi, informasi, representasi, konsultasi, fasilitasi dan advokasi untuk perempuan pengusaha tahun ini memasuki 44 (empat puluh empat) tahun. Perjalanan yang tidak mudah dan tidak terlepas dari berbagai tantangan yang telah mempersatukan lebih dari 30,000 anggota para perempuan wirausaha di 32 provinsi, kabupaten dan kota di seluruh Indonesia untuk memberikan sumbangan tidak saja bagi kemandirian ekonomi anggota, keluarga juga kontribusi untuk memenuhi ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Hari Ulang Tahun (Hut) Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) ke-44 di peringati di Harris Hotel & Convention Festival Citylink,Bandung.Rabu(13/2/2019). Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, serta dihadiri oleh kurang lebih 2000 (dua ribu) anggota IWAPI dan anggota binaan dampingan IWAPI. 14 Ketua DPD serta 25 Ketua DPC IWAPI.
Dalam sambutannya Ketua Umum DPP IWAPI, Nita Yudi memberikan apresiasi yang tinggi kepada Menteri Pertanian Republik Indonesia Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman MP membuka acara kegiatan Pemberdayaan Perempuan dan Milenial dalam Industri 4.0 Bidang Pertanian dengan tema “Menuju Terwujudnya Agroindustri Pertanian Berkelanjutan” bertepatan dengan HUT 44 tahun IWAPI berkarya untuk Indonesia ujarnya.
Lebih lanjut Ketua Umum DPP IWAPI, Nita Yudi mengapresiasi dukungan nyata pemerintah khususnya Kementerian Pertanian untuk mendorong wirausaha agribisnis untuk mewujudkan ketahanan pangan yang merupakan isu strategis dan penting dalam kerangka pembangunan pertanian sebagai prioritas utama dalam pembangunan. “Bagi IWAPI yang sebagian besar 85% anggotanya adalah perempuan yang mempunyai usaha di skala UMKM/UKM, harus menjawab dan menghadapi tantangan tersebut dengan meningkatkan keahlian kewirausahaan, ketrampilan dan juga inovasi agar tantangan tersebut dapat diubah menjadi peluang, sehingga para perempuan UMKM di bawah bendera IWAPI siap menghadapi tantangan tersebut bahkan menciptakan peluang meningkatkan kesejahteraan secara ekonomi tidak saja di tingkat daerah, nasional, regional bahkan menembus pasar internasional. Sesuai dengan himbauan Presiden RI, Joko Widodo ketika membuka acara Rapat Kerja Nasional, (RAKERNAS) IWAPI ke 28 bulan Oktober, 2019 di Padang, agar para perempuan UMKM giat, berani menghadapi kompetisi, membuka lapangan kerja baru serta siap ekspor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tegas Ketua Umum DPP IWAPI, Nita Yudi.
DPP IWAPI bertekad IWAPI sebagai mitra pemerintah -terus giat dalam pemberdayaanekonomi perempuan yang berwirausaha, peningkatan kualitas SDM perempuan, kegiatan ekonomi produktif, karena berpotensi memberikan dampak positif untuk mengurangi angka kemiskinan, menyerap tenaga kerja, dan pemerataan kesejahteraan agar tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk agenda 2030 dapat tercapai ujarnya.
Sementara itu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengapresiasi peran perempuan pengusaha dalam membangun perekonomian Indonesia. Dia berharap, perempuan Indonesia semakin banyak yang menjadi entrepreneur.
“Ada 49 persen perempuan di Indonesia. Kita butuh banyak perempuan pengusaha untuk membangkitkan ekonomi Indonesia. Memberdayakan perempuan juga berarti memberdayakan keluarga, memberdayakan generasi masa depan Indonesia,”
Dalam acara tersebut, Amran berkesempatan membagikan benih jeruk sebanyak 25.000 pohon, benih jagung untuk 72 hektare, domba/kambing 500 ekor, dan 5.000 ekor bibit ayam kampung/Day of Chicken (DoC).
“Bantuan ini bisa lebih, bahkan bisa dua kali lipat sesuai dengan kebutuhan. Kami buka akses bantuan gratis untuk IWAPI ke Ditjen Hortikultura, Tanaman Pangan, dan Peternakan,” kata Amran
Amran menyampaikan bahwa pengusaha bidang pertanian saat ini semakin dipermudah. Terbukti, investasi dan ekspor yang jadi kunci pembangunan pertanian Indonesia semakin bergairah. Kementan mencatat berhasil meningkatkan Investasi dari Rp29,3 triliun di 2013 menjadi Rp61,6 triliun atau meningkat 110 persen.
Demikian juga dengan tren ekspor pertanian secara nasional yang nilainya meningkat 29,7 persen, dari Rp384,9 di 2016 triliun menjadi Rp499,3 triliun pada 2018.
“Selain penyederhanaan regulasi, amanat presiden juga meminta penyederhanaan perizinan melalui Online Single Submission (OSS). Jika dulu izin investasi bisa memakan waktu tiga tahun, sekarang surat-surat untuk izin investasi hanya butuh tiga jam,” terang Amran.
Di hadapan para perempuan pengusaha tersebut, Amran juga membanggakan capaian inflasi pangan yang bisa ditekan. BPS mencatat inflasi pangan pada 2013 11,71 persen, menjadi 1,26 persen tahun 2017. Indikator lain terkait kesejahteraan petani juga membaik: Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) membaik, sementara kemiskinan di desa menurun ujarnya. (bd)
.