Pemerintahan

Hardiknas Lintas Agama dan Beberapa Komunitas Doakan NKRI Selamat Songsong G-20

Kediri.Swara Jabbar Com.-Hari Pendidikan Nasional beberapa tokoh lintas agama yang bergabung dalam organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia dan beberapa organisasi, Hakim LC, BTS 88, Endes Audio, JKPHS, Studio Luki dan lain-lain menggelar acara tasyakuran Hari Pendidikan Nasional dengan doa bersama dan santunan anak yatim/fakir miskin bertempat di Situs  Ndalem Pojok Persada Soekarno Ds. Pojok Kec. Wates Kab. Kediri. Ahad malam, 02 Mei 2022.

“Alhamdulillah acara berjalan lancar, sukses. Memang suasana Idul Fitri tidak semeriah hari biasa, tapi acara berjalan cukup hikmat hingga pukul 23.30 Wib,” ujar Sikan Abdillah Ketua Panitia.

Panitia mengatur agenda seremonial dan doa bersama bisa diikuti secara online dan ofline.

“Jadi karena suasana Idul Fitri banyak mengikuti melalui zoom meeting dan live streaming dari dirumah masing-masing. Data live streaming fanspage menunjukkan terjangkau 12 ribu lebih yang melihat,” kata Lukito Sudiarto Sekretaris Panitia.

Doa bersama ditujukan untuk bangsa dan NKRI agar sukses menyongsong G-20 nanti di Bali. “Semoga pelaksanaan G-20 belansung lancar, selamat dan sukses serta menghasilkan keputusan yang baik untuk bangsa, NKRI dan perdamian dunia,” tambah Lukito.

Perhelatan G-20 di Bali bagi PCTA Indonesia dan Situs Ndalem Pojok tidak bisa pandang remeh. Sebab bertepatan bersamaan sedang terjadi perang Rusia dan Ukraina.

“Kita tahu saat ini sedang terjadi perang   Rusia dan Ukraina. Sampai  Amerika menyampaikan tidak hadir  jika  Rusia diundang. Menteri Keuangan AS Janet Yellen sudah mengatakan  tidak akan berpartisipasi dalam pertemuan G-20 bila Rusia hadir. Ini kan repot, menurut kami apa yang disampaikan Amerika Serikat tidak bisa dipandang sebelah mata,” aku  Ketua Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno Kushartono

Dikatakan sejak jaman Presiden Soekarno Indonesia itiu non blok, dengan politik bebas aktif. Tidak memihak kekanan atau kekiri.

“Jadi sebenarnya Indonesia dalam keadaan sulit, situasi yang tidak mengenakkan. Ada tekanan kanan kiri. Disinilah kita perlu berdoa,” aku  Ketua Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno Kushartono.

Persoalan berikutnya akankah Indonesia mampu ‘mendamaikan’ dua raksasa yang sedang bersitegang itu, dan jangan sampai sebaliknya.

“Jika Indonesia ingin menjadi juru damai maka Indonesia harus mempunyai power yang lebih besar daripada dua raksana itu. “Jika tidak ya mana mungkin,” ucap Pria yang juga Ketua DPC PCTA Indonesia Kediri ini.

“Apa power terbesar kita?,” katanya. Apa kekayaan sumber daya alam diperebutkan dunia? Apa negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat dunia? Letak geografi yang setrategis? Posisi astronomis yang ideal? Bonus demografi dunia  2024?

“Semua tentu bisa menjadi  sumber kekuatan, tapi kalau menurut para pendahulu sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 bahwa kekuatan terbesar bagi bangsa yang berjiwa Pancasila adalah “Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur. Tidak ada yang melebihi,” tegas Kus.

Ditambahkan,  dalam alam pikirin pendidikan modern, menginsyafi akan adanya “Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa” sebagai kekuatan terbesar bangsa Indonesia tidaklah mudah. Disinilah  pentingnya pendidikan.

“Jadi inti pesan moral yang ingin kita sampaikan pada Hari Pendidikan Nasional  ini adalah Jas Merah, jangan melupakan sejarah, ayo kembali ke jatidiri bangsa Indonesia. Mari kita didik diri kita, anak-anak kita generasi bangsa ini untuk sadar dan yakin adanya kekuatan maha besar bangsa Indonesia yakni Kekuatan Tuhan Yang Maha Esa.  Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa,” papar Kus.

Masih ada jarak waktu sekitar delapan bulan,  agenda G-20 akan berlangsung pada November mendatang.

“Mumpung masih ada kesempatan, mari bersam-sama kita bantu negara dan pemerintah RI supaya sukses menyelenggarakan G-20 di Bali. Ini kesempatan emas tapi juga nyrempet-nyrempet bahaya besar. Kalau salah langkah Indonesia bisa berantakan. Tapi kalau sukses Insya Alloh Indonesia akan menjadi negara besar imam perdamian dunia,” pungkas Kus.*(red)