Ragam

Akulturasi Budaya Tionghoa Indonesia

Bandung.Swara Jabbar Com.-

Oleh Jeremy Huang

Ada pepatah Tiongkok berkata 从海上和贸易发生文化涵化
Cóng hǎishàng hé màoyì fāshēng wénhuà hán huà artinya dari laut dan perdagangan terjadi Akulturasi Budaya
Sejak kedatangan Fai Xian di Jawa abad ke 4 membuka jalur perdagangan Tiongkok dengan kerajaan di Jawa.
Catatan Hou Han Shu bab ke-6 dan bab ke-116. Dokumen Tiongkok klasik ini disusun sejarawan istana masa Dinasta Han (206 SM-220 M). Sementara catatan pertama kedatangan orang Tionghoa ke Nusantara baru muncul pada abad ke-5.
Pada masa berikutnya, Dinasti Sung (960-1279 M), rute perjalanan ke Nusantara sudah dijabarkan lebih lengkap. Dalam Catatan Sejarah Dinasti Song, Jawa disebut terletak di Samudra Selatan. Jika pelaut berangkat dari ibukota ke arah timur, dalam waktu sebulan akan menemukan lautan. Dari sana berlayar dengan kapal selama sebulan setengah akan sampai di Pulau Kondor, Vietnam. Di barat, laut berjarak 45 hari. Di selatan, laut berjarak tiga hari dan dari sana, jika selama lima hari akan sampai di Da-zi.

Seorang biksu bernama Faxian melakukan perjalanan darat dari Tiongkok ke India pada 400 M. Dalam perjalanan pulang lewat laut, dia mengunjungi Jawa pada 414 M. Catatan perjalanannya berjudul Catatan Negara-Negara Buddhis tak terlalu banyak mengulas soal Jawa.
Kedatangan Fai Xian tahun 414 M membuka jalan ke Jawa.
Akulturasi merupakan proses pengambilan unsur-unsur atau sifat kebudayaan lain oleh kelompok maupun individu.

Proses ini dapat terjadi apabila sebuah kebudayaan tertentu muncul ditengah-tengah kehidupan sekelompok manusia. Unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah ke kebudayaan kelompok tersebut. Akhirnya, kebudayaan asing tersebut terserap dalam kebudayaan sendiri tanpa dihilangkan ciri khas kebudayaan sendiri.

Proses akulturasi berlangsung dalam waktu yang lama. Sebuah kebudayaan yang masuk melalui proses damai, akan lebih mungkin diakulturasi dengan cepat oleh budaya setempat.
Kuliner menjadi awal mula terjadinya Akulturasi mulai dari Baso, siomay, mie, tahu, kecap, nasi goreng, cap jay, bihun, Bakpao berasal dari dua kata yaitu bak artinya daging dan pao berarti bungkusan.
Masakan Cina adalah salah satu masakan yang populer di dunia. Kuliner Cina ini sebenarnya dibagi menjadi beberapa jenis tergantung dengan daerahnya seperti Szechuan, Shandong, Cantonese, dan sebagainya. Ciri utama masakan Cina adalah menggunakan bawang putih jahe, aneka macam saus, dan juga arak masak.
Masakan Tionghoa adalah kuliner yang dihasilkan oleh orang Tionghoa, baik yang ada di Tiongkok, maupun yang ada di perantauan, termasuk di Indonesia. Istilah masakan Tionghoa di Tiongkok daratan juga mengacu kepada variasi dari seluruh suku bangsa, agama dan tradisi yang berkembang di negara tersebut.
Ada berbagai macam masakan yang menjadi Akulturasi kuliner dengan budaya setempat yaitu Lumpia, bakpia, nasi goreng’, cap Tjay, Mie Baso, Nasi Lengko, Nasi Jamblang, Lontong Cap Go Me. Dan Kue Ku,
Akulturasi budaya Indonesia dengan Tiongkok melahirkan gaya arsitektur bangunan yang bercorak Cina-Indonesia. Gaya arsitektur ini bisa dengan mudah ditemui pada tempat peribadatan, sekolah hingga rumah penduduk.

Menurut Dwi Ratna Nurhajarini, dkk dalam buku Akulturasi Lintas Zaman di Lasem: Perspektif Sejarah dan Budaya (Kurun Niaga-Sekarang), Kota Lasem, Rembang, Jawa Tengah, merupakan salah satu contoh nyata bentuk akulturasi budaya Indonesia dengan Tiongkok, dalam bidang arsitektur bangunan.

Bahkan tidak mengherankan jika Lasem dijuluki sebagai ‘Tiongkok Kecil’. Karena mayoritas bangunan, seperti kelenteng, tempat tinggal serta sekolah di Lasem dan Rembang, memiliki corak Cina-Indonesia.
Akulturasi budaya di bidang seni budaya terjadi Akulturasi Budaya Indonesia dengan Tiongkok melahirkan kesenian yang sangat beragam. Contohnya Wayang Potehi, wayang boneka yang terbuat dari kain. Selain itu, juga ada Barongsai yang sering disaksikan saat perayaan Imlek. Gambang Kromong juga menjadi salah satu contoh akulturasi budaya Indonesia dengan Tiongkok.
Kemudian penggunaan Wajan, teko,.ceret, sempoa loyang adalah akulturasi budaya kemudian istilah gua , elu, ceban , noban go ban,.hoki adalah akulturasi di bidang bahasa