Pemerintahan

Wabah PMK Tak Pengaruhi Penjualan Daging Sapi di Pasar Banjar

Banjar.Swara Jabbar Com.Wabah penyakit kuku dan mulut atau PMK yang menyerang hewan ternak sapi ini rupanya tidak berdampak pada penjualan daging sapi di Pasar Tradisional Kota Banjar, Jawa Barat.

Ari Resti, Pedagang daging, mengaku belum mengetahui informasi terkait wabah PMK yang menyerang ternak sapi tersebut. Namun menurutnya sejauh ini omzet penjualan daging dan pasokan masih berjalan lancar.

Harga daging sapi di Pasar Banjar saat ini bahkan mulai turun dari sebelum lebaran Rp 160 ribu per kilogram sekarang berkisar antara Rp 130-140 ribu per kilogram.
“Penjualan masih lancar saja. Cuma paling rada berkurang karena sekarang sudah melewati masa libur lebaran,” katanya .

.

Sejauh ini untuk pasokan daging sapi dari rumah pemotongan hewan (RPH). Sehingga tidak khawatir tentang kualitas daging sapi karena sebelumnya sudah ada pemeriksaan kesehatan.

“Untuk daging ambilnya dari RPH. Biasanya saya habis 2 ekor sapi untuk setiap hari penjualan,” katanya.
Ajis, Pedagang lainnya menambahkan, ia tidak begitu khawatir dengan wabah PMK. Menurutnya pasokan daging sapi miliknya merupakan stok lama sehingga tidak begitu mempengaruhi omzet penjualan.

Kalaupun ada penurunan omzet, kata Ajis, hal itu karena situasi lebaran sudah kembali normal. Banyak warga yang sudah kembali ke kota untuk bekerja.

“Saya ambil barangnya dari Tasik. Itu juga stok lebaran. Jadi tidak ada pengaruh, masih berjalan seperti biasanya,” imbuhnya.

Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan Peternakan dan Pertanian Kota Banjar menyampaikan wabah penyakit kuku dan mulut yang menyerang ternak sapi, kambing dan domba. Sebanyak 11 ekor sapi di Kota Banjar terjangkit wabah PMK.

Namun begitu, Kepala Bidang Peternakan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan Kota Banjar Iis Meilia mengatakan bahwa daging sapi yang terkena PMK tetap aman konsumsi. Syaratnya daging tersebut harus dimasak dengan matang.

“Penyakit Mulut dan Kuku pada sapi bukan zoonosis, jadi dagingnya aman untuk dikonsumsi. Tetapi tetap lebih baik dimasak matang,” katanya. (*)