Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Kediri Gelar Hari Kartini di hadiri Beberapa Komunitas dan Tokoh Lintas Agama.
Kediri.Swara Jabbar Com.-Tak ingin momen Hari Raya Idul Fitri menjadikan bangsa Indonesia lupa terhadap hari besar nasional Hari Kartini, beberapa komunitas dan tokoh lintas agama di Kediri tetap akan menyelenggarakan tasyakkuran Hari Kartini di Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno di Desa Pojok Kecamatan Wates Kamis (20/4) malam.
“Mungkin ya, kalau dahulu tidak ada para pejuang maka tidak akan ada kemerdekaan bangsa, dan kalau tidak ada kemerdekaan bangsa maka tidak akan ada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Termasuk tidak ada kemeriahan dan kebebasan merayakan Hari Idul Fitri seperti saat sekarang ini. Artinya bahwa yang kita nikmati hari ini adalah buah dari perjuangan orang terhadulu para pahlawan bangsa seperti ibu kita RA Kartini, untuk itulah sesulit apapun kita akan ikut dalam peringatan dan tasyakkuran hari Kartini ini, sudah berulang kali kami ikut di Ndalem Pojok,” ujar Ernawati Ketua Bidang Peranan Perempuan DPC PCTA Indonesia Kediri.
Kus Hartono Ketua Harian Persada Sukarno bersyukur dan mengapresiasi semangat para tokoh lintas agama dan organisasi komunitas dalam setiap penyelenggarakan peringatan dan tasyakuran hari besar Nasional di Situs Ndalem Pojok.
“Atas Berkat Rahmat Alloh yang Maha Kuasa. Alhamdulillah, sebenarnya kalau dipikir lelah ya lelah, dipikir sibuk ya sibuk. Tapi Alhamdulillah para tokoh lintas agama dan teman-teman semua semangat, jadi kalau semangat lelah akan hilang, sesibuk apapun waktu selalu ada,” jelasnya.
Ditambahkan Kus Hartono, bersama teman-teman Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia dan beberapa organisasi lintas komunitas sudah bersepakat dan sadar bahwa bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini akan tetap ada dan abadi jika setiap generasi memegang jati diri bangsa Indonesia.
Kus berusaha mengadakan tasyakuran Hari Kartini meski dalam suasana Idul Fitri, Karena ini kaitannya dengan menjaga spirit jati diri bangsa, manunggalnya keimanan dan kemanusiaan, manunggalnya kesadaran beragama dan kesadaran berbangsa.