Regional

Kunjungan Grace Nathalie ke Museum Tionghoa YDSP di Bandung

Bandung.Swara Jabbar Com.-

Oleh Jeremy Huang Wijaya
一个伟大的国家是一个不会忘记其英雄的服务的国家
Yīgè wěidà de guójiā shì yīgè bù huì wàngjì qí yīngxióng de fúwù de guójiā artinya bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa para pahlawannya.

Selasa 23 Mei 2023 Grace Nathalie dari PSI mengadakan pertemuan dengan warga Tionghoa dan pengusaha Tionghoa di Museum Tionghoa YDSP (Yayasan Dana Sosial Priangan) jl Nana Rohana Bandung.
Herman Widjaja Ketua YDSP menyambut gembira kedatangan Grace Nathalie ke Museum Tionghoa YDSP jl Nana Rohana Bandung.

Acara diawali dengan makan bersama kemudian Grace Nathalie diajak keliling meninjau Museum Tionghoa YDSP. Sesudah itu saling memperkenalkan pengurus.
Surya Widjaya yang mendirikan Yayasan Dana Sosial Priangan Bandung.

Dalam Museum Tionghoa YDSP berisikan kisah hidup para tokoh Tionghoa Nasional yang berperan dan berjasa sejak awal perjuangan hingga kini. Ada yang berjasa sebagai pejuang, ikut dalam sumpah pemuda, BPUPKI dan PPKI, olah ragawan, menteri, ada kisah hidup seniman, budayawan, sutradara teguh karya, kisah hidupnya ada di Museum Tionghoa YDS. Dan juga ada kisah sejarah kedatangan warga Tionghoa ke nusantara, dan tradisi Tionghoa.
Grace Nathalie dalam sambutannya berkata

“Ada kondisi memory kolektif bangsa kita tidak utuh sehingga ada orang orang yang dari kecil diajar untuk membenci tanpa mengerti kenapa keturunan tionghoa harus dibenci, mereka tidak mengerti ada kontribusi yang besar dari warga keturunan tionghoa, di satu sisi ada kepentingan politik dari oknum oknum dengan segala cara kemudian mengkambing hitamkan orang orang Tionghoa untuk kepentingan politik oknum oknum, oleh sebab itu harus memiliki gambaran utuh tentang sejarah perjalanan Bangsa untuk lebih bijak menyikapi aneka sosial politik di Indonesia oleh karenanya untuk menjadi bangsa yang maju adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah supaya jangan melakukan kesalahan yang sama, antara lain memulai dengang mengakomodir, mengakui kontribusi salah satu anak bangsa yaitu suku Tionghoa di Indonesia, saya pikir jika dilakukan hal ini bisa mengeliminir kebencian kebencian, supaya tidak digiring pada kebencian kebencian karena ketidak tahuan akan informasi informasi yang penting tentang peranan orang Tionghoa, saya juga dulu dibully, tidak tahu harus jawab apa, sesudah saya tahu ada kontribusi yang besar dari warga Tionghoa sejak perjuangan bangsa, siapapun yang membuli saya, dengan kepala tegak, saya akan berkata siapa bilang kelompok Tionghoa tidak punya hak dirinya sebagai warga negara Indonesia karena ternyata kontribusi warga Tionghoa untuk perjuangan bangsa sama besarnya dengan suku suku yang lain.” ujar Grace Nathalie.

Grace Nathalie berharap kontribusi warga Tionghoa dalam perjuangan perjalanan bangsa dapat dimasukkan dalam perjalanan sejarah di sampaikan kepada penulis