Tea Pai Dalam Upacara Nikah
Bandung.Swara Jabbar Com.
Oleh Jeremy Huang Wijaya
不要消除传统仪式,必须保留它们,记住祖先的服务
Bùyào xiāochú chuántǒng yíshì, bìxū bǎoliú tāmen, jì zhù zǔxiān de fúwù artinya jangan hilangkan tata upacara tradisi, harus dilestarikan mengingat jasa leluhur
Banyak upacara tradisi warga Tionghoa sejak lahir sampai wafatnya, ada tradisi 40 hari setelah lahir yang dikenal dengan nama cukuran. Dalam pernikahan warga Tionghoa sebelum pernikahan ada namanya lamaran yang lebih dikenal dengan nama sang jit dan pernikahan.
Salah satu tradisi dalam pernikahan warga Tionghoa ada namanya Tea Pai yaitu tradisi menyajikan minuman teh untuk orang tua dan untuk orang yang di tuakan mulai dari kakek nenek, ayah Ibu, empuk dan enek, Iie dan Kauw.
Warga masyarakat di Tiongkok China telah ada sejak lebih dari 1200 tahun lalu pada zaman Dinasti Tang. Biasanya di rayakan pada waktu Imlek, festival kue bulan Tiong Ciu, dan pernikahan untuk menghormati orang tua dan di tuakan.
Tradisi Tea Pai Di Nusantara dimulai sejak tahun 1407 Masehi di daerah Tangerang, atau yang lebih di kenal dengan China Benteng.
Acara pertama sang penganten Pai yaitu memberi hormat kepalkan tangan, kemudian sajikan teh kepada orang tua atau di tuakan kemudian orang tua atau di tuakan memberi ang Pao kepada penganten, kemudian kedua mempelai membungkukkan badan. Memberikan hormat sebagai tanda terima kasih atas ang Pao yang diberikan.
Ang Pao yang diberikan melambangkan memberi restu dan modal awal bagi kedua mempelai untuk menjalani kehidupan rumah tangga mereka.
Itulah tradisi tea pai