Menari Diatas Buih
Bandung.Swara Jabbar Com.-
Oleh Jeremy Huang Wijaya
智能解读情况和条件以维持生命
Zhìnéng jiědú qíngkuàng hé tiáojiàn yǐ wéichí shēngmìng artinya kecerdasan membaca situasi kondisi mempertahankan kehidupan.
Banyak yang terkejut ketika ada orang atau kawan kita waktu sekolah, nilai akademiknya biasa, tidak menonjol tetapi memiliki posisi kedudukan yang bagus dibandingkan mereka yang memiliki nilai akademi yang bagus waktu sekolah.
Dalam kehidupan tidak hanya dibutuhkan kecerdasan Intelektual, tetapi juga harus memiliki kecerdasan emosional. Kecerdasan Intelektual jika tidak diimbangi kecerdasan emosinya akan hancur kehidupannya.
Intelligence Quotients (IQ) adalah kemampuan seseorang untuk menalar, memecahkan masalah, belajar, memahami gagasan, berpikir, dan merencanakan sesuatu.
“Emotional Quotients (EQ) merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali, mengendalikan, dan menata emosi serta perasaan, baik itu perasaan sendiri maupun perasaan orang lain”
Seseorang yang cerdas emosionalnya akan memiliki kestabilan kehidupan.
Seorang yang cerdas emosinya akan dapat mengendalikan dirinya sehingga dapat membaca kondisi dan situasi di sekelilingnya
Seorang yang cerdas emosinya bagai Yudhistira dan Rama. Seorang yang buruk emosi nya bagai Rahwana dan Dursasana.
Cerdas emosinya dapat menari di atas buih. Seperti yang kita ketahui buih itu licin, jika tidak hati hati dapat membuat seseorang jatuh tergelincir dan fatal akibatnya. Untuk menari diatas buih dibutuhkan kecerdasan emosi. Karena harus dapat membaca kondisi yang ada untuk mengambil keputusan.
Pemenang dan yang sukses di tahun 2024 adalah seseorang yang memiliki kecerdasan emosinya, sehingga dapat mempertimbangkan sebelum membuat keputusan. Kecerdasan emosi terjadi karena memiliki kehidupan spiritual yang bagus. Seperti pepatah orang yang berharap dan mengandalkan Tuhan bagai pohon di tepi aliran sungai tak pernah kering meski kemarau selalu berbuah pada musim nya