Regional

Pertunjukan Seni di Malam Imlek dan Cap Go Me

Bandung.Swara Jabbar Com.-

Oleh Jeremy Huang Wijaya

让生活充满欢乐色彩
Ràng shēnghuó chōngmǎn huānlè sècǎi artinya warnai kehidupan dengan keceriaan
Ada 3 Jenis pertunjukan yang biasa dipertunjukkan di Malam Imlek dan Cap Go Meh yang pertama pertunjukkan Kong Ayan atau Teh Yan yang dimainkan di Kelenteng Kelenteng sebagai musik pengiring mereka yang melakukan sembahyang malam Imlek di Kelenteng Kelenteng menambah syahdu nya sembahyang malam Imlek.

Kong Ayan dan Teh Yan asal mulanya berasal dari alat musik Huqin karena menurut mereka diperkenalkan oleh orang bar bar yang berasal dari Asia Tengah. Alat musik ini telah berusia 500 tahun sejak jaman dinasti Sung (960-1279 AD) yang kemudian berlanjut ke Zaman Dinasti Ming (1368-1644) dan Dinasti Qing (1644-1911). Dalam kurun waktu tersebut Huqin mengalami metaforsa berubah bentuk dan berkembang menjadi berbagai macam jenis termasuk erhu.
Dari Erhu ini kita mengalami perubahan bentuk jadi Kong ayan atau tehyan.

Kong ayan atau teh yan ini masuk ke Nusantara ketika zaman kolonial Belanda sekitar abad ke 18 digunakan pada pesta nikah.
Pertunjukan Wayang Po Te Hi yang dipertunjukkan Malam Imlek dan Malam Cap Go Meh. “Potehi berasal dari kata pou 布 (kain), te 袋 (kantong dan hi 戯 (wayang). Wayang Potehi adalah wayang boneka yang terbuat dari kain.

Mempunyai makna wayang yang berbentuk kantong dari kain. Wayang ini dimainkan menggunakan kelima jari. Tiga jari tengah mengendalikan kepala, sementara ibu jari dan kelingking mengendalikan tangan sang wayang. Kesenian tradisional dari Tionghoa ini telah berkembang selama kurang lebih 3.000 tahun lalu telah ada sejak Dinasti Jin (265-420 M) . Wayang Po Te Hi dipertunjukkan juga disaat acara pernikahan
3. Pertunjukan Barong say dan Liong di Malam Imlek bertujuan menghilangkan kesialan, menghilangkan penyakit, menghilangkan bencana dan mendatangkan rejeki,
Barong say dan Naga Liong biasa dipertunjukkan di saat pembukaan Toko, Malll dan tempat usaha baru.