Regional

Keteladanan Pemimpin Yang Hilang

 

Bandung.Swara Jabbar Com.-

Oleh Jeremy Huang Wijaya

Joyoboyo meramalkan “Pitik trondhol diumbar ing padaringan.”(Orang yang diberi kepercayaan barang berharga, pada akhirnya hanya bisa menghabiskannya) dan “Becik ketitik, ala ketara”.Perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya juga akan diketahui juga)

Joyoboyo juga meramalkan suatu saat nanti Akeh Kelakuan Sing ganjil (Banyak perbuatan tabiat Ganjil), Wong apik apik padha Kapencil (Orang yang baik justru tersisih) Luwih Utama Ngapusi (Lebih mengutamakan menipu)

Beberapa hari ini ada 2 berita tentang Moral yang jadi top line di berbagai media massa yang pertama adalah adanya dugaan oknum anggota DPR dan DPRD terlibat judi On Line dan yang kedua adalah dipecatnya ketua KPU Hasyim Asy’ari atas dugaan pelecehan seksual berdasarkan putusan kasus Asusila No 90/PKE-DKPP memecat Hasyim Asy’ari yang terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap anggota PPLN berinisial CAT.

2 Pemimpin moral yang menyedihkan yaitu dugaan kasus judi On Line yang melibatkan Oknum anggota DPR dan DPRD kedua dipecatnya Hasyim Asy’ari ketua KPU karena melakukan Pelecehan seksual.
Oknum Anggota DPR dan DPRD yang diduga judi on Line sangat disesalkan karena mereka adalah para pemimpin sebagai penyambung lidah rakyat yang harusnya memberikan teladan kepada rakyat.
Ketua KPU Hasyim Asy’ari yang melakukan Pelecehan seksual sangat disesalkan perbuatan nya karena seharusnya sebagai juri dalam pemilihan calon pemimpin seharusnya jadi teladan.
Pemimpin adalah gembala bagi para domba yang harusnya dapat membawa dan mengarahkan domba ke jalan yang benar, membawa domba ke padang rumput dan air yang tenang.

Pepatah Jawa yang diucapkan Joyoboyo berkata Ngumbar Nafsu Angkara Murka (Melepas Nafsu Angkara Murka, memupuk durhaka) jadi artinya pemimpin harus menjaga hawa nafsu.
Sepandai pandainya orang simpan akibat perbuatan buruknya akan terbongkar juga karena terasi akan tetap tercium meski udah dibungkus rapih

Oleh sebab itu bencana yang terjadi seringkali dihubungkan dengan mitos Sabdo Palon nagih janji dari para pemimpin untuk menjaga kelakuannya. Semar juga pernah meminta para pemimpin Hastinapura untuk dapat menciptakan surga bagi rakyat nya yaitu para pemimpin harus memberikan teladan kepada rakyatnya.

Kong Hu Cu berkata “Seseorang yang hanya mengejar keuntungan saja, niscaya banyak yang menyesalkan dan Bila mengabaikan yang pokok dan mengutamakan yang ujung, inilah meneladani rakyat untuk berebut”

Kong Hu Cu mengajarkan dalam kitab Lun Yu, IV, ayat 4 bertuliskan: “Kaya dan berkedudukan mulia ialah keinginan setiap orang, tetapi bila tidak dapat dicapai dengan jalan suci janganlah ditempati. Miskin dan berkedudukan rendah ialah kebencian setiap orang, tetapi bila tidak dapat disingkiri dengan jalan suci jangan ditinggalkan.

Pemimpin harus dapat jadi Obor Penerang Jalan Kehidupan