Menghidupkan dan membangkitkan potensi kelautan.
Menghidupkan dan membangkitkan potensi kelautan.
Oleh Jeremy Huang Wijaya
Tahun 1970-1990 Dulu di Pasar Pagi Cirebon siang hari banyak yang berjualan Rajungan dan Kepiting.
Konon katanya para pecinta Rajungan dan kepiting menyatakan Rajungan dan Kepiting dari Cirebon lebih manis dagingnya dan lebih banyak isi nya.
Laut di Cirebon sejak abad ke 9 dikenal sebagai pusat perdagangan dan transit sebelum ke Mataram dan kediri.
Grup Musik the legend Indonesia Koes Plus tahun 70/80 pernah menciptakan lagu Nusantara dalam salah satu syair lagu nya menyatakan bukan lautan tetapi kolam susu, Koes Plus menyatakan potensi laut di Indonesia, dari sektor kelautan dapat menghidupkan ekonomi rakyat, kail dan jala dapat menghidupi mu. Karena dari laut banyak hewan laut yang hidup ada udang, kepiting, kerang, dan aneka jenis ikan lainnya, tetapi sayang saat ini potensi itu semakin sedikit karena yang benihnya banyak diangkut sehingga menjadi sedikit dan langka.
Laut Cirebon jaman dulu memiliki potensi kelautan yang besar dii saat masi adanya hutan mangrove dii kabupaten Cirebon.
Prof Dr. Ir Rokhmin Dahurri Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDIP, Rektor universitas UMMI Bogor dan ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) mengusulkan menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai pilar utama pembangunan maritim Indonesia, dan dapat jadi motor penggerak ekonomi kerakyatan.
Prof. Rokhmin mendorong pemerintah pusat dan daerah agar membangun industri akuakultur yang terintegrasi dan berkelanjutan. Ia jugaa menekankan pentingnya memberikan kewenangan lebih besar kepada kabupaten dan kota dalam mengelola sumber daya kelautan mereka.
Menurutnya, pelabuhan perikanan tidak boleh hanya menjadi tempat tambat-labuh, tetapi harus ditransformasi menjadi kawasan industri terpadu. “Dengan pendekatan industri, kita bisa menciptakan efek berganda bagi ekonomi daerah, jika dikelola serius dan berkeadilan sektor ini dapat mengatasi pengangguran, meningkatkan gizi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Prof. Rokhmin mendorong pemerintah pusat dan daerah agar membangun industri akuakultur yang terintegrasi dan berkelanjutan.Menurutnya, pelabuhan perikanan tidak boleh hanya menjadi tempat tambat-labuh,
“Tapi juga harus ditransformasi menjadi kawasan industri terpadu,”