Kisah Masyarakat Tionghoa Cirebon
CIREBON.SJN COM.-Pada tahun 1415 Laksmana Cheng Ho datang ke Muara Jati. Kedatangan Laksmana Cheng Ho Membawa Rombongan, yaitu Kung Wu Ping dan Ma Huan, salah satu rombongan bernama Ma Hua menuliskan kisah perjalanannya bersama Laksmana Cheng Ho. Dalam buku Yingya Sheng Lan yang di karang oleh Ma Huan menuliskan perkampungan warga Tionghoa di Sarindil, Talang dan Sembung. Ma Huan diperkirakan juga pernah singgah di Talang. Nama Talang berasal dari kata Sam Po Toa Lang artinya 3 orang yang dihormati yaitu Cheng Ho, Ma Huan dan Hasan. Dalam Buku Ma Huan di tuliskan Ching Li Wen artinya Sumber Yang Dalam untuk menyebutkan daerah yang mereka kunjungi yaitu di Muara Jati Cirebon.
Ada sebuah pepatah mengatakan 成功的商人是那些在任何情况下都不轻易放弃,能够在困难的情况下创造机会并受到挤压的人
Chénggōng de shāngrén shì nàxiē zài rènhé qíngkuàng xià dōu bù qīngyì fàngqì, nénggòu zài kùnnán de qíngkuàng xià chuàngzào jīhuì bìng shòudào jǐ yā de rén artinya pebisnis yang sukses adalah mereka yang tidak mudah menyerah dalam kondisi apapun, dapat menciptakan peluang di saat situasi sulit dan terhimpit Di masa penjajahan Jepang dan Belanda, ada warga Tionghoa di Cirebon yang sukses dalam berbisnis.
Kita mengenal Mayor Tan Tjien Kie yang lahir di Cirebon tahun 1853. Ayah dari Tan Tjien Kie Bernama Tan Tiang Keng. Tan Tiang Keng ayah Tan Tjien Kie pedagang gula. Mayor Tan Tjien Kie meninggal tahun 1919. Tan Tjin Kie juga merupakan keturunan dari Oey Lwan imigran dari Tiongkok Tan Gin Han dan Tan Gin Ho yang melanjutkan usaha bisnisnya Mayor Tan Tjien Kie.
Mereka yang lahir tahun 1930 an mungkin mendengar dan mengenal juga nama Gouw Tjien Hwat yang merupakan konglomerat juga.
Kemudian ada Oey Kwat Tay sekitar tahun 1930an terkenal sebagai pedagang pakaian, nama Tokonya Toko Paris yang jual bahan kain dan Pakaian.Ong Eng Tjiang pedagang gula merah di Pasar Pagi Cirebon, dan ada juga Gan Biau Tin Pedagang Gula merah juga.Kwee Kwan Soen pedagang Jamu Ny Idep dan Tembakau di Pasar Pagi Cirebon. Sebelum menikah dengan Arniti dari Pagundan Kuningan. Kwee Kwan Soen pernah menikah dengan Liem Pat Nio, tetapi hanya 5 tahun setelah pernikahan Liem Pat Nio meninggal.
Kwee San Nio dan Oey Beng Hwat yang menjual jamu Ny Idep di Pasar Pagi CirebonLie Ing Guan (Basuki Abdul Kadir) Agen Minyak Tanah di Kalibaru Selatan, Lie Ing Guan ini adalah ayah Kandung Brigjen (Pur) Daniel Sofjan, dan Lie Ing Guan juga ayah kandung dari Lie Oen Hin dan Lie Oen Hwa yang sukses dalam bisnis minyak tanahnya. Dr Imelda Susanti, Kristianto Sofjan dan M Norman Pandurata adalah cucu dari Lie Ing Guan. Saat ini Lie Oen Hin anak dari Lie Ing Guan tinggal di Vancouver Kanada, Lie Ing Guan adalah Saudaranya Kwee Kwan Soen.
Di Kali Baru juga ada toko Waring yang jual bahan pakaian.Liem Pat Nio tahun 1920an jualan rempah rempah dan Tembakau.
Tjiong A Teng membuka pabrik tegel namanya Bie Liong di Parujakan. Tjiong A Teng kakek dari Permadi Budiatma dan WP Zhong. Dan Tjiong A Teng Adalah kakek buyut dari Lilis Sembada dan Endang Prihatin Sembada. WP Zhong salah satu cucu Tjiong A Fat menceritakan bahwa kakeknya hidupnya sederhana dan sangat hemat.
Tan Bun Say jualan Sembako di Kanoman.Di Jamblang ada tokoh bernama Oey Eng Sin dan Kwa Tjuan An Pedagang hasil bumi di Jamblang.Kunci kesuksesan dari mereka yang berbisnis adalah dapat mengubah kesulitan menjadi sebuah peluang. Mereka gigih berjuang tidak kenal menyerah, ulet dan rajin. Mereka umumnya membuka toko pada subuh sebelum matahari terbit, tutup toko setelah matahari terbenam, mereka tidak pernah libur. Kecuali jika ada yang menikah atau meninggal. Kedua mereka hidup hemat, rajin menabung, 40 persen penghasilan mereka untuk menabung, 30 persen untuk modal usaha. 30 persen untuk kebutuhan sehari hari dan kegiatan sosial (Jeremy Huang)