Pemerintahan

PMK di Jawa Barat Dapat Terkendali.

Bandung.Swara Jabbar Com.-Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat menyebut 20 dari 27 daerah di Jabar terdeteksi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). “Terhitung sejak 6-7 (Mei) kami ambil sampel, tanggal 9 Mei kami sudah dapat (hasilnya). Yang positif itu adalah Garut, kemudian tanggal 10 Kabupaten Banjar. Nah, posisinya sekarang sudah ada 20 kabupaten/kota yang sudah terjangkit,” kata Kepala DKPP Jabar Arifin Soedjana di Bandung beberapa waktu lalu.

Dia menyatakan, secara persentase daerah terjangkit PMK di Jabar sebesar 74 persen.
Arifin juga menuturkan, dari 627 kota, hanya 97 kecamatan yang terkena dampak PMK. Kemudian, lanjut dia, ada 125 desa/kelurahan atau 2,09 persen dari 5.957 desa keluarahan di Jabar yang terjangkit PMK.

“Jadi Jawa Barat masih terkendali walaupun secara kabupaten/kota ada 20,” tuturnya. Menurut Arifin, penyebab kasus penyebaran PMK di Jabar karena lalu lintas kedatangan hewan dari luar daerah.

“Kalau kami tracing penyebarannya bertambah karena lalu lintas. Lalu lintas yang kemudian sudah kami optimalkan, cek poin kerja sama dengan kepolisian. Masih tetap kan datangnya jam 1 malam, kemudian ke jalur alternatif kami susah mengecek semuanya,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya bakal menurunkan tim dan dokter hewan dari provinsi serta asosiasi dokter hewan. Hal ini dilakukan karena petugas kesehatan hewan di kabupaten/kota jumlahnya masih minim.

“Kami akan bikin para petugas kesehatan walaupun ada pos kesehatan hewan di masing-masing kabupaten/kota, kemudian kami turunkan juga teman-teman dokter hewan dari provinsi, kerja sama dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia, ada delapan komisariat di Jabar,” terangnya.

“Kami perbantukan juga melalui turun ke lapangan, mengedukasi dan juga untuk melihat hewan seperti apa yang sehat karena gejala klinisnya sangat gampang,” imbuhnya. (die)