Mengantisipasi Ketersediaan Pangan di Saat Cuaca Ekstrem.
Bandung.Swara Jabbar Com.-
Oleh Jeremy Huang Wijaya
“Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia. “Potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat, petir, dan angin kencang ini akan terjadi pada Sabtu (9/3/2024) dan Minggu (10/3/2024)”BMKG menjelaskan, cuaca ekstrem itu terjadi karena ada Bibit Siklon Tropis 91S yang terpantau di Samudera Hindia sebelah barat daya Lampung.
Bibit siklon tropis itu kemudian membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Samudera Hindia bagian tenggara “”Selain itu, juga terdapat low level jet yang mampu meningkatkan potensi tinggi gelombang di sekitar Bibit siklon tropis.”Sirkulasi Siklonik juga terpantau di Samudera Hindia sebelah barat Australia bagian utara yang membentuk daerah konvergensi memanjang dari Nusa Tenggara Barat dan di perairan Australia bagian utara.
Pertemuan angin (konfluensi) juga terpantau di Laut Flores dan Laut Banda.”
Dari data diatas dalam 2 hari kedepan masih ada potensi cuaca ekstrem tanggal 9 dan 10 Maret 2024. Cuaca ekstrem dapat mengakibatkan banjir dan longsor, dan pohon tumbang. Banjir di Kabupaten Cirebon ada 943,5 hektar yang terendam banjir. “Sekretaris Dinas Pertanian Nanang Ruhyat mengatakan, dari hasil pendataan yang dilakukan oleh pihaknya terdapat 943,5 hektare lahan pertanian yang terendam banjir.
“Dari hasil pendataan yang kami lakukan terdapat 943,5 hektare yang terendam banjir,” ungkapnya.
Dalam hitungan yang dilakukan oleh pihaknya, biaya tanam untuk lahan seluas satu hektare mencapai Rp6.872.203.
“Kalau dikalikan Rp6.872.203 dengan jumlah 943,5 hektare yang terendam banjir, maka estimasi kerugian petani sekitar Rp6.484.203.750,” tegasnya.”
Mengharapkan pemerintah dapat mengantisipasi dampak akibat cuaca ekstrem ini. Ketersediaan pangan harus terjaga