Hari Sumpah Pemuda, Respons Cepat Melemahnya Kesadaran Kebangsaan Generasi Muda Persada Soekarno Kediri Luncurkan Program Outbound Kebangsaan.

Kediir.Swara Jabbar News Com.-Momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 di Situs Persada Soekarno, Ndalem Pojok, Kediri, menjadi ajang refleksi sekaligus seruan kebangkitan nasional. Di tengah keprihatinan atas menurunnya semangat kebangsaan di kalangan generasi muda, masyarakat, tokoh lintas agama, pejabat pemerintah, dan komunitas kebangsaan sepakat mencetuskan sebuah program baru: “Outbound Kebangsaan.”

Program ini digagas oleh Situs Persada Soekarno Kediri sebagai langkah konkret menanamkan kembali nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme, dan jati diri bangsa kepada generasi muda Indonesia.

“Kalau tidak ada langkah nyata untuk menyikapi merosotnya rasa nasionalisme di kalangan generasi muda, maka masa depan Indonesia menjadi taruhannya,” tegas Hendra Wijanarko, Panitia Tasyakuran Hari Sumpah Pemuda Situs Persada Soekarno.

Hasil survei Setara Institute yang menunjukkan 83,3 persen pelajar SMA beranggapan bahwa Pancasila bukan ideologi final menjadi peringatan keras bagi bangsa. Data tersebut mencerminkan kondisi darurat kebangsaan yang memerlukan langkah serius.

“Kami tidak mengatakan survei itu sepenuhnya benar, tapi ini alarm moral bagi kita semua. Pendidikan kebangsaan harus kembali diperkuat, bukan hanya lewat teori di ruang kelas, tapi juga lewat pengalaman nyata,” ujar Ari Hakim, Lc., moderator diskusi kebangsaan.

Setara Institute sendiri dikenal sebagai lembaga riset kredibel yang kerap dijadikan rujukan media nasional, lembaga pemerintah, akademisi, bahkan lembaga internasional termasuk PBB. Karena itu, hasil survei tersebut tidak bisa diabaikan begitu saja.

-Dalam sesi diskusi, Wawan Sugiraharjo dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Kediri menjelaskan bahwa perubahan zaman membawa dampak besar pada pola pikir generasi muda.

“Generasi saat ini tidak sama dengan generasi sebelumnya. Dunia mereka sudah berubah. Karena itu, pendidikan kebangsaan harus disesuaikan dengan bahasa dan cara berpikir generasi milenial, Z, dan Alfa,” ungkapnya.

Gagasan Outbound Kebangsaan yang digagas Situs Persada Soekarno Kediri disambut hangat oleh berbagai pihak.
Program ini lahir dari semangat untuk menghidupkan kembali rasa cinta tanah air, gotong royong, dan kebersamaan di kalangan pemuda Indonesia.

Dengan konsep pembelajaran kebangsaan yang interaktif, kegiatan ini akan memadukan nilai-nilai patriotisme dengan praktik kolaboratif di alam terbuka, menjadikannya metode edukasi yang menarik bagi generasi milenial, generasi Z, dan generasi Alfa.

“Kami ingin menghadirkan pendidikan kebangsaan yang menarik dan bermakna bagi generasi muda. Mereka perlu mengalami langsung semangat persatuan dan kebersamaan, bukan hanya mempelajarinya lewat layar digital,” ujar Kushartono Ketua Harian Situs Persada Soekarno Kediri.

Selain itu, Outbound Kebangsaan juga akan disusun berdasarkan nilai-nilai kebangsaan yang terintegrasi dengan kurikulum pendidikan nasional, mulai dari jenjang TK, SD, SMP, maupun SMA.

Sebagai puncak acara, Tasyakuran Hari Sumpah Pemuda ke-97 ditutup dengan Doa Lintas Agama dan Deklarasi “Kembali Menjadi Bangsa Indonesia.”
Keduanya menjadi simbol tekad bersama untuk menjaga semangat Sumpah Pemuda 1928 dan warisan Bung Karno agar tetap hidup di dada generasi penerus bangsa.

“Walau hanya setetes air, kami ingin respon terharap merosotnya kesadaran kebangsaan ini benar-benar nyata. Jadi bukan sekedar didiskusikan tapi ada tindakan antispasi yang kongkrit,” tandas Kus. *

 

Comment