GUBERNUR JABAR LARANG PENJUALAN HEWAN KURBAN DI TROTOAR
BANDUNG.SJN COM,-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan bahwa tidak ada lagi penjualan hewan kurban yang dilakukan di trotoar atau pinggir jalan. Menurut dia, selain mengganggu hak pejalan kaki, penjualan hewan kurban di trotoar juga dinilai mengurangi keindahan kota. Keinginannya tersebut tertuang dalam surat edaran kepada kepala daerah 27 kabupaten/kota di Jawa Barat terkait manajemen kurban yang dikeluarkan di Bandung, Rabu (30/7/2019). “Hari ini saya akan mengeluarkan Surat Edaran Gubernur untuk para bupati dan wali kota, saya ingin manajemen kurban yang lebih baik tahun ini. Pertama, tidak boleh ada penjualan hewan kurban yang mengganggu ketertiban umum dengan cara difasilitasi di lapangan, jangan di trotoar yang mengganggu hak pejalan kaki,” kata gubernur yang akrab disapa Emil ini di Gedung Pakuan, Kota Bandung. Dalam surat edaran itu, ia mewajibkan konversi penggunaan kantong kresek untuk daging kurban menjadi besek atau daun pisang. “Saya kira itu budaya daerah yang layak untuk dikembangkan,” kata dia.
Untuk memaksimalkan penjualan dan memfasilitiasi para muzaki (orang yang wajib membayar zakat) yang terbiasa berbelanja daring, dia menyebut akan memfasilitasi hal tersebut. Selain itu, dia ingin pembagian daging kurban dilakukan secara merata. Menurutnya pembagian daging tidak hanya ada di perkotaan, melainkan harus merata hingga perdesaan yang membutuhkan. “Pastikan saat distribusinya ada kemerataan, jangan bertumpuk di kota, tapi daging yang dipotong di kota di distribusikan ke pelosok, seperti wilayah Jabar selatan yang lebih membutuhkan,” katanya.
Tim tersebut bakal melakukan pemeriksaan hewan kurban sejak H-14 hingga pelaksanaan pemotongan. Mereka juga telah memberikan pelatihan kepada 1.800 pengurus DKM dan panitia pemotongan kurban. Emil itu berharap proses kurban saat perayaan Iduladha 1440 Hijriyah di Jawa Barat berjalan lancar. Setiap tahunnya, rata-rata Jawa Barat menyiapkan hewan kurban sekitar 250.000 ekor. “Saya ingin tahun ini proses kurban lancar karena itu semua hewan harus dipastikan sehat, aman dan halal. Hewan masih didominasi oleh domba, kemudian sapi dan kambing,” kata Emil.
Menurutnya, jumlah hewan kurban yang banyak ini merupakan indikasi ekonomi daerah Jawa Barat membaik. Jumlah muslim di Jawa Barat diketahui berjumlah 45 juta orang lebih dari hampir mendekati total jumlah penduduk sebanyak 50 juta jiwa. Dia mengatakan, per April 2019 jumlah warga miskin di Jawa Barat berkurang sebanyak 230 ribu. Dengan demikian, ia berharap kesejahteraan masyarakat semakin meningkat sehingga jumlah hewan kurban makin banyak dan penerima bisa semakin berkurang. “Saya laporkan juga per April 2019 jumlah warga miskin di Jabar berkurang 230 ribu. Jadi ini adalah sebuah progres yang kalau dihubungkan dengan kurban ada korelasinya, mudah-mudahan makin hari tingkat kesejahteraan masyarakat makin meningkat dengan kurban yang makin banyak dan berkurangnya penerima kurban,” katanya.