Nasional

Presiden AAYG Dorong Jokowi Tegas Soal Konflik Rusia-Ukraina

Jakarta.Swara Jabbar Com.-Presiden Asian African Youth Government (AAYG), Saddam Al Jihad mendorong Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) agar tegas mengambil sikap terkait konflik Rusia-Ukraina.

Hal itu diungkapkan Saddam menanggapi rencana kunjungan Jokowi ke Rusia-Ukraina dalam waktu dekat ini.

“Kita harapkan pak presiden Jokowi agar lebih sensitif terhadap perang Rusia-Ukraina. Hemat kami konflik Rusia-Ukraina ini kian keruh lantaran adanya intervensi US dan NATO,” kata Saddam Al Jihad melalui keterangannya, di Jakarta, Jumat (24/6).

Menurut Saddam, terdapat fakta yang sejauh ini ditutup-tutupi bahwa Rusia dan Ukraina sejatinya dua negara bersaudara.

Sayangnya, hubungan persaudaraan itu menjadi rusak ketika muncul intervensi US dan NATO di kawasan itu.

“Untuk itu, kami meminta kepada Ukraina agar jangan mendengarkan bisikan ataupun ajakan NATO yang menyesatkan. Ingat, Ukraina dan Rusia itu dulunya satu dalam Uni Soviet. Sejarah persaudaraan ini jangan sampai dikaburkan,” ujar Saddam.

Saddam juga mengharapkan kepada Jokowi agar lawatannya ke kedua negara berkonflik dapat memberikan kontribusi penting.

“Kendati begitu, kita juga berharap agar Indonesia tetap menjaga netralitas dalam mendorong resolusi konflik di kedua negara yang sedang bertikai untuk mewujudkan perdamaian,” tandasnya.

Saddam lebih lanjut mengatakan, keperpihakan US dan NATO melalui bantuan senjata kepada Ukraina justru akan semakin memperkeruh situasi, alih-alih menciptakan suasana perdamaian.

“Kita juga harapkan agar US dan NATO mengormati hak Rusia dalam menjaga kedaulatannya. Karena berdasarkan informasi, AS sedang mengembangkan biological weapon di Ukraina dan ini pasti menjadi ancaman serius bagi kedaulatan Rusia,” tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyebut Presiden Jokowi akan bertemu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di Kyiv dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskwa.

Kunjungan Jokowi ini dalam rangka kepedulian terhadap isu kemanusiaan dan dalam upaya memberikan kontribusi untuk menangani krisis pangan yang timbul akibat perang Rusia-Ukraina.(Haris)