Pemerintahan

Agar Terhindar PMK, Cara Aman Memasak Daging Sapi dan Kambing

Bandung.Swara Jabbar Com.-Tata cara memasak daging sapi dan kambing agar aman dikonsumsi, terutama di tengah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Berikut cara mengolah dan memasak daging yang aman.

Diketahui, virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau foot and mouth disease (FMD) tengah melanda Indonesia

Pemerintah berupaya mengendalikan PMK, salah satunya dengan vaksin. Peternak dan masyarakat juga diimbau untuk selalu mengecek kesehatan hewan ternaknya.

Tingkat penularan virus PMK antar hewan ternak bisa terjadi sangat cepat. Sehingga perlu penanganan yang tepat agar virus tidak semakin meluas.

Dengan begitu, penting bagi masyarakat untuk berjaga-jaga dan mengetahui bagaimana cara memasak daging sapi dan kambing agar aman dikonsumsi.

PMK adalah penyakit infeksi virus (family Picornaviridae) yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap/belah (cloven-hoofed)

Dokter Hewan Dian Wahyu Harjanti, Ph.D selaku Koordinator Tim Satgas Pengendalian PMK UNDIP menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir mengonsumsi daging sapi dan kambing di tengah wabah PMK.Sebab, penyakit mulut dan kuku (PMK) tidak ditularkan ke manusia (bukan penyakit zoonosis), sehingga daging dan susu aman untuk dikonsumsi.

Cara memasak daging agar aman dikonsumsi sebaiknya melalui proses memanaskan, baik itu direbus, digoreng, atau dibakar/panggang.

Ketika memasak daging, pastikan bagian tengah daging mencapai suhu 70°C dan dimasak selama 30 menit. Dengan cara tersebut, virus PMK akan mati.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa setelah ternak disembelih, secara alamiah terjadi proses rigor mortis yang mengakibatkan pH daging turun dibawah 5,9.

Dan berdasarkan penelitian bahwa pada pH tersebut virus PMK inaktif.

Sedangkan pada susu, upaya jaminan keamanan dilakukan minimal dengan pasteurisasi pada suhu 72°C selama 15 detik.

Dengan demikian, daging sapi atau kambing yang terinfeksi PMK tergolong aman dikonsumsi apalagi jika dimasak dengan cara yang benar.

Terlebih lagi, budaya masyarakat Indonesia mengkonsumsi daging matang yang dimasak lama.(*)