Nasional

Tragedi Kanjuruan Masyarakat Kediri Ingatkan Wajib Kembali ke Jatidiri

Kediri.Swara Jabbar Com.-Beberapa elemaen masyarakat Kediri menggelar Doa Bersama dan Sarasehan Lintas Agama untuk mengenang tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruan Malang Jawa Timur. Doa dan sarasehan bertema “Mengambil Hikmah Tragedi Kemanusiaan Kanjuruan” yang dipusatkan di Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Ds. Pojok Kec. Wated Kab. Kediri ini mengerucut pada sebuah garis besar wajib bagi semua akan bangsa kembali kepada Jatidiri Bangsa Indonesia.

“Wajib kembali kejati diri bangsa Indonesia merupakan kesimpulan dan hikmah terbesar yang harus kita ambil dari tragedi kemanusiaan di Kanjuruan yang juga merupakan tragedi terbesar sepak bola ke dua di dunia ini,” ujar Lukito Sudiarto moderator sarasehan.

Masih menurut Pria yang juga direktur Studio Luki ini acara yang pusatkan di rumah masa kecil Presiden Soekarno Kediri ini juga diikuti warga negara berbagai daerah.

“Acara juga kita siarkan secara live diikuti secara virtual oleh berbagai daerah. Ada dari Bali, Kalimantan, Jambi, Papua hingga luar negari, Canada,” ujarnya.

Sarasehan yang juga dalam rangka kegiatan rutin doa bersama demi suksesnya KTT G-20 dan Pemilu Serentak 2024 ini menunjuk Kushartono nara sumber dari organisasi kebangsaan lintas agama non politik yakni Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia yang Dijiwai Manunggalnya Keimaman dan Kemanusiaan.

Sebagai nara sumber Kushartono mengatakan bahwa bangsa ini harus bisa mengambil hikmah dari peristiwa yang sempat menjadi perhatian dunia ini. Hikmah terbesar itu menurutnya adalah pentingnya kembali kepada jatidiri bangsa Indonesia.

“Semua bangsa-bangsa didunia ini pasti mempunyai jati diri, termasuk bangsa Indonesia. Nah kembali ke jatidiri bangsa ini adalah hikmah terbesar dari peristiwa tragedi Kanjuruan ini,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, Negara Kesatuan Republik Indonesia ini tidak hanya punya dasar negara, tapi juga punya tujuan negara dan memiliki cara mencapai tujuan negara.

“Biasanya yang sering kita ingat hanyalah Pancasila dasar negara, atau paling sering disosialisasikan adalah 4 pilar bernegera yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tungal Ika dan NKRI. Tapi jarang yang membahas soal tujuan negara dan cara mencapai tujuan negara.

“Nah, dasar negara, tujuan negara dan cara mencapai tujuan negara inilah jatidiri Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tri manunggal jati diri negara. Kadang-kadang anak muda zaman sekarang sudah tidak tahu apa itu jati diri Negara Kasatuan Republik Indonesia,” aku Kus.

Lebih lanjut dia mengatakan jati diri NKRI ini jelas disebutkan didalam Pembukaan UUD 1945.

“Pancasila, Panca (lima) Tujuan Negara ada, Panca (lima) cara mencapai tujuan negara semua ada didalam Pembukaan UUD 1945. Karena ini jarang dipelajari dan dikupas maka kemudian kita lupa, untuk itu kita harus kembali. Inilah garis-garis besar haluan negara, GBHN nya NRKI,” terang Kus.

Dia menegaskan untuk itu kembali kepada GBHN, kembali kepada jati diri negara Republik Indonesia ini hukumnya adalah wajib.

“Kalau kita ingin NKRI jaya, selamat dan lestari kuncinya harus kembali kepada jatidiri. Dan saya berpendapat kedepan kita akan menghadapi banyak ujian dan persoalan. Tidak ada senjata terbaik untuk menuntaskan segara persoalan itu selain jatidiri. Mari kita bersama-sama mengkoreksi diri kita sendiri, dimulai dari diri sendiri sudahkan kita kembali kepada jatidiri NKRI. Kami tidak bermaksud menggurui inilah diantara hasil sarasehan mengambil hikmah tragedi kemanusiaan Kanjuruan Malang. Mohon maaf dan terima kasih.*