Parlementaria

Hj.Sari Sundari : Pentingnya Pendidikan Seks Anak Bagi Anak

Kab Bandung.Swara Jabbar Com.-Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi PKS Hj.Sari Sundari, S.Sos, MM menjadi narasumber Acara Madrasah Orang Tua Siswa (MADARIS) berlangsung di MTS DARUL IHSAN YUPP. Sabtu 14 Januari 2023.

Pada kesempatan tersebut, Hj.Sari Sundari (SADAR) menyampaikan Makalah “Pentingnya Pendidikan Seks Bagi Anak”. Dalam pemaparannya mengatakan bahwa Anak adalah Anugrah terindah, Harta Orang Tua, Kekuatan Bangsa dan Masa Depan kita.
Seberapa pentingnya pendidikan seks untuk anak ? dengan tanatangan zaman masa sekarang dikarenakan Gadget & Internet, Pornografi, LGBT, Kekerasan Seksual, Seks Digital, Seks Bebas dan Anak tumbuh cepat dari usianya. ungkap Hj.Sari Sundari.

 

 

Kita ketahui bahwa, Pendidikan Seks adalah upaya memberikan pengetahuan kepada anak seputar perkembangan & perubahan biologis, psikologis hingga psikoseksual.Upaya pengajaran, penyadaran & penerangan terkait masalah-masalah seksualitas yang diberikan.Sejak dini mengerti masalah-masalah yang berkenan dengan seks, naluri& pendidikan.

Pendidikan Seks merupakan sebuah informasi penting mengenai reproduksi & seksual bukan mengajarkan tentang hubungan badan tapi menekankan pada pemahaman mengenaai : Penjagaan organ intim & fungsi alat reproduksi, Battasan & Etika pergaulan yang baik dan benar serta identitas sebagai laki-laki & perempuan yang benar ungkap Hj.Sari.

Lebih jauh Legislator Dapil Jabar II (Kabupaten Bandung) Hj.Sari Sundari menuturkan Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pendidikan seks pada anak yaitu waktu yang tepat (ketika situasi mendukung), Komunikasi yang terbuka, Seks bukan hal yang tabu, jeaskan seks dengan sisi positif, seks bukan hanya hubungan seksual laki-laki &perempuan, Sesuaikan dengan usia anak, tanamakan budaya malu dan tumbuhkan rasa percaya.

Saat ini Bahaya Pornografi melanda anak-anak dikarenakan tidak sengaja melihat, lalu merasa tidak nyaman tapi otomatis penasaran, pelepasan dopomin dalam otak, kecanduan (Adiksi), tidaka peka lagi (Disensitisasi), tingkat parnonya meningkat serta melakukan.

 

 

Kasus Kekerasan Seksual Terhadapa Anak berdasarkan hasil penelitian UNICEF 2014 yang dilakukan Kementerian Kominfo yaitu 30.000.000 anaka Indonesia berusia 10-19 tahun adalah pengguna internet.Orang tua di Indonesia ketinggalan dari anak-anak meereka dalam menguasai media digital, Kebanyakan dari mereka terekspos konten pornografi, ketika muncul secara tidak sengaja ataua dalam bentuk iklan bernuansa vulgar.

Dari 2.818 sisawa SD kelas 4-6 sebanyak 76 % sudah pernah mengakses materi pornografi secara online melalui perangkat mobile, khususnya melalui smartphone.
Diyakini, dampak pornografi juga berhubungan erat dengan peningkatan kasus kekerasan seksual pada anak. Aapalagi kecenderungan pelaku kekerasan pada anak adalah orang yang terbiasa mengkomsumsi video porno.

Hj.Sari Sundari (SADAR) menegaskan bahwa kekerasan seksual terhadap anak membuat prihatin dengan melihat data-data 2011 1.407 kasus,2012 1.635 kaus, 2013 2.070 kasus, 2014 600 kasus.
Sedangkan anak korban pornografi dan kejatahan Online di Indonesia sebagai berikut korban pornografi di online 28%, pornografi anak online 21%, prostitusi anak online 20%, obyek cd porno 15% dan anak korban kekerasan seksual online 11%.Peran orang tua sangatlah penting untuk memberikan informasi tentang pendidikan seksual sejak dini dan melindungi anaknya di lingkungan sosialnya.

Legislator PKS Hj.Sari Sundari menghimbau pentingnya menyiapkan keluarga& generasi yang kuat di era di gital dengan melalui Keluarga Kuat yaitu Kuat Spriritual, kuat Intelektual, Kuat Moral, Kuat Fisik, Kuat Finansial, Kuat Dakwah, kuat tarbiah, dan Kuat Bonding (ikatan Emosional).

Hal itu semua memiliki ciri-ciri sebagai berikut, Apresiasi& Afeksi, Komunikasi Positif, Komitmen pada keluarga, menikmati dan menghadrkan waktu bersama keluarga , kesejahteraan spiritual kemampuan untuk mengelola stress & krisis secara efektif Pungkasnya. (die)