Nasional

Beragam Komunitas di Kediri Dorong Pemerintah Peringati Hari Lahir Bapak Bangsa Indonesia

Kediri.Swara Jabbar Com.-Beberapa komunitas di Kediri membuat pernyatan bersama mendorong pemerintah agar mau memperingati hari lahir Bapak Bangsa Indonesia Soekarno Hatta. Pernyataan ini ditandatangi bersama dipenghujung acara tasyakkuran hari lahir (Harlah) Bung Karno Ke-121 yang diselenggarakan di Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Ds. Pojok Kec. Wates Kabupaten Kediri. Tepat pada peringatan hari lahir Bung Karno 06 Juni 2023.

Sebelum kesepakatan diambil, sekitar dua jam diawali dengan sesi diskusi dengan tema “Seberapa Penting Memperingati Hari Lahir Bapak Bangsa Indonesia.” Rangkian tasyakkuran Hari Lahir sang Proklamator yang di isi dengan doa bersama, ujuban, selamatan dan santunan anak yatim.

“Kesepakatan ini diambil setelah kita melakukan diskusi panjang lebar dengan tema “Seberapa Penting Memperingati Hari Lahir Bapak Bangsa Indonesia”. Diskusi kita lakukan secara terbuka, baik of line maupun online. Di media social fans page awal acara tasyakkuran ada sekitar 500 lebih peserta,” aku Lukito Sudiarto moderator diskusi.

“Alhamdulillah Atas Berkat Rahmat Allah hampir semua sepakat mendorong pemerintah untuk mengadakan peringatan hari lahir Bapak Bangsa Indonesia Soekarno setiap tangal 06 Juni,” tambahnya.

Beragam komunitas ini ada dari unsur tokoh lintas agama, budayawan, pelajar, aktifis beberapa ketua organisasi masyarakat dan masyarakat umum.

“Macam-macam unsur dan semuanya tentu pecinta Soekarno Bapak Bangsa Indonesia,” tegas Lukito Sudiarto.

Ketua Harian Persada Sukarno selalu nara sumber tunggal memantik denan memaparkan panjang lebar pentingnya mensyukuri hari lahir Bapak Bangsa Soekarno. Dia juga menegaskan bahwa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa itu hukumnya wajib.

“Mengutip firman Tuhan dalam kitab suci bahwa baragsiapa yang bersyukur maka akan aku tambah nikmatnya, dan barang siapa yang tidak bersyukur maka siksaKu sangatlah pedih. Jadi bersyukur itu adalah perintah Allah Ta’ala dan perintah itu bersifat wajib,” ujar Kushartono Ketua Harian Persada Sukarno.

Menurut Kus, Bung Karno adalah sosok putra bangsa yang sangat berjasa pada bangsa dan negeri ini. Dialah Proklamator kemerdekaan bangsa Indonesia, peletak dasar negara Pancasila, pendiri negara Republik Indonesia sekaligus Presiden Pertama RI.

“Bayangkan saja, seandainya tidak ada kemerdekaan maka bangsa Indonesia tetap dalam penderitaan, seumpama tidak ada Pancasila bangsa Indonesia akan terpecah-pecah, jika tidak ada negara republik Indonesia maka tidak akan ada kehidupan bernegara yang damai seperti sekarang ini. Jas Merah semua tidak lepas dari jasa Seokarno. Kami khawatir kalau kita tidak mau bersyukur Tuhan menurunkan siksanya. Untuk itulah kita mendorong pemerintah agar mau menyukuri hari lahir Bapak Bangsa ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut Kus menambahkan, derasnya arus globalisasi telah mengkikis rasa kebangsaan dan lunturnya rasa kebangsaan ini sangat berbahaya dalam kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara maka dengan mensyukuri hari lahir Bapak Bangsa diharapkan tumbuh berkembang kembali rasa nasionalisme.

“Kami bersama tokoh lintas agama berkeyakinan bahwa ada hikmah besar dibalik menyukuri hari lahir Bapak Bapak ini, kami yakin generasi muda sebagai anak-anak bangsa akan mempunyai figur, panutan, tauladan dan hikmahnya pasti kesadaran berbangsa akan tumbuh berkembang lestari,” tambhanya.

“Catatan hasil survey Setara Institute dan Forum on Indonesian Development (INFID) menyatakan 83,3 persen siswa Sekolah Menengah Atas menganggap Pancasila bukan ideologi permanen dan bisa diganti. Jadi kalau dibalik mengapa sekarang ini generasi muda kita luntur kesadaran kebangsaanya, ya karena mereka tidak punya panutan, tidak punya figure,” jelasnya.

Hasil kesepakatan rencananya akan dikirim pemerintah melalui Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) meminta agar memerintah mau mengadakan peringatan hari lahir Bapak Bangsa dengan harapan tumbur suburnya kesadaran berbangsa dan bernegara.

“Insya Allah surat akan kita kirim kepada Bapak Presiden melalui BPIP, setidaknya Ketua BPIP dan rombongan kan pernah berkunjung ke Situs Ndalem Pojok. Melalui jalur ini kami berharap pemerintah mau menanggapi. Syukur-syukur tanggal 06 Juni bisa ditetapkan sebagai hari besar nasional,” pungkas Kus.*